AL-QUDS (Arrahmah.com) – Foreign Press Association (FPA) menuntut militer “Israel” karena telah dengan sengaja menargetkan para jurnalis menyusul bentrokan yang terjadi pada Jumat (29/11/2013) di pos pemeriksaan Qalandia antara pemukin Yahudi Yerusalem (Al-Quds) dan warga Palestina Ramallah di Tepi Barat yang diduduki, lansir MEMO.
Dalam sebuah pernyataan pada tanggal 1 Desember, Dewan FPA mengatakan bahwa “pasukan ‘Israel’ melemparkan granat setrum kepada jurnalis foto FPA” bahkan saat mereka tengah beranjak pergi. Dalam insiden terpisah pada hari yang sama, seorang fotografer freelance Italia “hampir ditembak di bagian wajah oleh tentara [‘Israel’].”
Sementara sebuah laporan AFP mengutip respon militer yang mengklaim bahwa jurnalis berada “di tengah-tengah para perusuh” sehingga “membuat diri mereka berada dalam risiko”.
Pada bulan Februari tahun ini, FPA mencatat mereka telah “menuntut penyelidikan sekitar 10 insiden di mana para jurnalis tampaknya telah disalahgunakan oleh pasukan keamanan “Israel”, namun “hanya dua penyelidikan” yang dilanjutkan, itu pun”tanpa hasil”.
Otoritas penjajah “Israel” telah sering dikritik oleh kelompok-kelompok yang mewakili para jurnalis dan isu-isu kebebasan pers, termasuk oleh Reporters Without Borders, serta Committee to Protect Journalists, yang telah mendokumentasikan “serangan yang tengah berlangsung dan penahanan jurnalis di Palestina yang diduduki”.
Jurnalis Palestina juga telah berusaha meluncurkan petisi pada musim panas lalu yang dirancang untuk menunjukkan banyaknya hak-hak yang diabaikan di bawah pendudukan “Israel”. (banan/arrahmah.com)