TEL AVIV (Arrahmah.com) – Penyelidikan mengenai penyerangan terhadap kapal bantuan Gaza enam minggu lalu menyatakan bahwa tindakannya yang menyebabkan sembilan awak kapal berkewarganegaraan Turki itu bisa dibenarkan, ungkap pernyataan resmi militer Israel pada Senin (12/7), dikutip New York Times.
Giore Eiland, mayor jenderal yang memimpin penyelidikan, mengumumkan penemuannya pada sejumlah staf militer sebelum dirilis ke kalangan publik. Namun dalam laporannya, ia pun menyatakan terdapat kesalahan militer Israel, yakni dengan tidak mengetahui dan tidak mencari tahu siapa saja yang ada di atas kapal yang diserangnya. Salah seorang pejabat yang terlibat dalam penyelidikan mengklaim ada 65 ‘militan Islam’ Turki dalam kapal utama dan hendak menyerang angkatan laut Israel.
Kesalahan informasi inilah yang menyebabkan Israel menembak sembilan warga Turki, termasuk satu orang yang memiliki kewarganegaraan Amerika-Turki.
Namun, tim penyelidikan ini pun memuji komando Israel yang langsung menerjunkan tentara ke atas kapal dan mengatakan, “Mereka sudah bertindak seharusnya, dengan profesionalisme, keberanian, dan segenap daya upaya.” Dilepaskannya lima tembakan langsung oleh tentara Zionis terhadap awak kapal dengan dalih untuk membela diri itu, menurut militer Israel, bisa dibenarkan.
Pada saat yang sama, perdana menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, kembali mendesak Israel untuk meminta maaf atas insiden tersebut.
“Ini merupakan tindakan yang tidak manusiawi, namun lebih pada pembajakan dan penyerangan tiba-tiba terhadap kapal. Itulah mengapa kami meminta permintaan maaf dari Israel,” kata Erdogan dalam kunjungannya ke Belgrade, Serbia, pada Senin, dilansir Reuters.
Menanggapi hal ini, perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu dan menteri luar negeri Israel Avigdor Lieberman mempertegas bahwa Tel Aviv tidak akan pernah mengikuti permintaan Erdogan. (althaf/arrahmah.com)