DAMASKUS (Arrahmah.id) – Militer ‘Israel’ mengorganisir tur hiking bagi pemukim Yahudi di wilayah Suriah yang diduduki selama liburan Paskah, menurut media ‘Israel’. Tur yang diadakan dua kali sehari di Dataran Tinggi Golan yang disengketakan ini akan berlangsung selama sepekan mulai pekan ini.
Tiket terjual habis hampir seketika. Para pemukim akan menyeberangi Dataran Tinggi Golan yang diduduki dengan bus antipeluru dalam kelompok kecil, menuju wilayah Suriah yang baru direbut setelah jatuhnya pemerintahan Assad, dengan pengawalan pasukan militer ‘Israel’.
‘Israel’ telah menduduki Dataran Tinggi Golan sejak 1967 dan kini menguasai ratusan kilometer persegi tambahan tanah Suriah.
Tur ini akan mencapai kedalaman 2,5 km ke wilayah Suriah yang diduduki, dekat desa Maaraba, termasuk kunjungan ke Wadi al-Ruqad (anak sungai Yarmouk), Terowongan Kereta Hejaz dan Ladang Shebaa (wilayah Lebanon di perbatasan Lebanon-Suriah yang diduduki Israel) di kaki Gunung Hermon.
Tur yang dipandu tentara ‘Israel’ ini mengeluarkan izin khusus bagi peserta, termasuk untuk keluarga. Menurut laporan Yedioth Ahronoth, kegiatan ini diorganisir oleh Divisi Militer 210 ‘Israel’, Dewan Regional Golan, Pusat Pendidikan Agama Keshet Yehonatan, Sekolah Lapangan Golan dan Otoritas Taman Alam ‘Israel’.
Militer ‘Israel’ menyatakan ini bagian dari inisiatif “Returning to a Safer North” pasca serangan ke Lebanon tahun lalu: “Kami ingin memulihkan warisan dan pariwisata di wilayah ini, serta menceritakan kisah pertempuran selama perang.”
Namun saat dikonfirmasi Haaretz, militer ‘Israel’ mengklaim tur ini berlangsung “di dalam Israel”, padahal lokasinya berada di zona penyangga demiliterisasi Golan yang diakui internasional sebagai wilayah Suriah.
Pelanggaran Internasional
Pasca jatuhnya Presiden Suriah Bashar al-Assad pada Desember lalu, ‘Israel’ membombardir pangkalan militer Suriah dan melanggar perjanjian 1974 dengan menduduki Gunung Hermon dan wilayah strategis lainnya serta berencana membangun “zona demiliterisasi 15 km” dan “zona pengaruh 60 km”* di Suriah selatan
PM Benjamin Netanyahu menuntut “demiliterisasi total Suriah selatan” dan menyatakan pasukan ‘Israel’ akan tetap berada di Gunung Hermon dan zona penyangga Golan “tanpa batas waktu”, serta mencegah masuknya tentara Suriah baru “ke wilayah selatan Damaskus”.
Kegiatan ini merupakan upaya normalisasi pendudukan ilegal melalui tur wisata, sambil memperluas kontrol de facto ‘Israel’ atas wilayah Suriah. (zarahamala/arrahmah.id)