WASHINGTON (Arrahmah.com) – Militer AS mengaku pada hari Senin (10/9/2012) bahwa seorang tahanan di penjara Guantanamo telah meninggal, meskipun mereka menolak untuk memberikan informasi identitas tahanan tersebut, Antiwar melaporkan.
Pernyataan militer AS mengatakan tahanan itu ditemukan meninggal di dalam selnya pada hari Sabtu (8/9) sore. “Ketika melakukan pemeriksaan rutin, Satuan Tugas Gabungan penjaga Guantanamo menemukan tahanan itu tidak sadar dan tidak ada reaksi,” katanya.
Pernyataan itu menambahkan para penjaga Guantanamo melakukan “pertolongan pertama dan memanggil tenaga medis ke tempat kejadian”, kemudian mereka “memberikan perawatan medis dan dengan segera memindahkan tahanan itu ke Rumah Sakit Angkatan Udara Guantamo”. Tak lama kemudian tahanan itu dinyatakan meninggal.
Penyebab jelas kematian tahanan itu belum diketahui, militer AS mengklaim investigasi telah dimulai dan akan dilakukan otopsi. Sedikitnya, menurut yang dilaporkan, 8 tahanan Guantanamo telah meninggal, AS mengklaim mereka tewas karena bunuh diri, sebuah klaim yang tidak bisa diverifikasi.
Beberapa kasus bahkan telah memunculkan kritik dan tuduhan pembunuhan. Pada Juni 2006, tiga tahanan Guantanamo ditemukan meninggal di sel mereka, dalam keadaan leher mereka tergantung. Departemen Pertahanan AS mengklaim kematian mereka disebabkan bunuh diri.
Namun, hasil otopsi mengungkapkan bahwa para tahanan ditemukan tercekik dan tangan mereka diikat di belakang, hal tersebut menimbulkan pertanyaan tentang apakah mungkin mereka bisa menganiaya atau mencekik diri mereka sendiri sementara tangan mereka terikat di belakang.
Barack Obama datang ke kantor dan menandatangani sebuah perintah “eksekutif” menjadi undang-undang yang menuntut Pusat Penahanan Guantanamo dibongkar dalam waktu satu tahun. Segera setelah itu, Obama secara resmi menandatangani sistem penahanan tanpa batas untuk sebagian besar para tahanan yang tersisa, yang sekarang jumlahnya sekitar 167 setelah kematian tahanan yang tak disebutkan identitasnya itu. (siraaj/arrahmah.com)