BANGUI (Arrahmah.com) – Sedikitnya enam orang dilaporkan tewas dan ratusan lainnya terpaksa meninggalkan rumah mereka setelah kekerasan yang melibatkan militan Kristen anti-Balaka pecah di ibukota Republik Afrika Tengah (CAR).
Bentrokan di ibukota pada Rabu (15/10/2014) antara militan Kristen dengan tentara yang disebarkan oleh PBB di negara itu, meninggalkan tiga orang militan tewas dan empat pasukan PBB terluka, ujar para pejabat seperti dilansir Al Jazeera pada
Kamis (16/10).
Pertempuran pecah di jalan utama menuju bandara Bangui ketika pasukan PBB berusaha menghapus barikade anti-Balaka.
Kekerasan pertama meletus pada Selasa (14/10) di distrik dekat tepi sungai Oubangi di Bangui, yang juga dekat dengan kediaman Presiden Catherine Samba Panza saat militan bersenjata menyerbu rumah-rumah penduduk.
“Militan anti-Balaka membakar 22 rumah. Tiga orang tewas termasuk dua orang yang terbakar hidup-hidup di rumah mereka,” ujar Joseph Tagbale, walikota distrik.
Kekerasan pecah di Republik Afrika Tengah ketika Michel Djotodia, seorang Muslim pertama menjadi presiden di negara mayoritas Kristen tersebut. Penduduk Kristen tidak menerima hal tersebut, lalu mereka membentuk kelompok militan bersenjata “anti-Balaka” untuk menggulingkan kekuasaan dan melakukan berbagai kebiadaban terhadap Muslim di sana.
Michel Djotodia tunduk pada tekanan internasional dan melakukan pengasingan pada bulan Januari lalu.
Perancis telah mengerahkan tentara dan pasukan PBB ditingkatkan untuk membendung kekerasan sektarian. (haninmazaya/arrahmah.com)