KABUL (Arrahmah.com) – Militan Islamic State (atau yang lebih dikenal dengan sebutan ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan 28 roket yang menewaskan 8 orang dan melukai 30 orang lainnya di Kabul (21/11/2020). ISIS menyatakan bahwa serangan itu menargetkan gedung kepresidenan, kedutaan besar pemerintahan Barat, dan markas pasukan Afghanistan.
Setidaknya satu roket mendarat di kompleks kedutaan Iran. Dalam sebuah tweet, kedutaan mengonfirmasi bahwa sebuah roket jatuh di halaman dan “pecahan peluru” menghantam gedung utama, menyebabkan kerusakan pada jendela dan peralatan, tanpa menyebutkan peralatannya.
Juru bicara dari Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Tariq Arian, mengklaim serangan berasal dari sebuah truk kecil yang kemudian meluncurkan roket ke wilayah Wazir Akbar Khan yang dipenuhi kedutaan dan istana kepresidenan.
“Peluru ditembakan dari 2 mobil. Berdasarkan informasi yang kami punya, 8 tewas dan 31 orang luka-luka,” ujar Arian, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera (21/11).
Arian menambahkan bahwa serangan roket tersebut bukan yang pertama pekan ini. Sebelumnya, sudah ada dua serangan bom yang mendahului di mana menewaskan 1 orang polisi dan melukai 3 warga.
Sebagai catatan, serangan teror di Afghanistan meningkat akhir-akhir ini seiring dengan buntunya pelaksanaan kesepakatan damai dengan Taliban. Terutama, serangan di Kabul. Kurang lebih, dalam enam bulan terakhir, ada 53 serangan bunuh diri dan 1250 serangan bom dengan 1210 korban jiwa dan 2500 korban luka-luka.
Ironisnya, kemarin Jumat, Taliban dan Afghanistan dikabarkan sudah mencapai kesepakatan baru soal bagaimana damai akan dicapai. Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo bahkan dikabarkan akan segera menemui negosiator Taliban dan Afghanistan di Qatar untuk membahas eksekusi kesepakatan.
Amerika terlibat dalam pembahasan itu karena merekalah yang memediasi Afghanistan dan Taliban. Selain itu, Amerika juga berjanji akan menarik habis pasukannya dari Afghanistan tahun depan. Target dalam waktu dekat, Amerika menarik 2000 personilnya dahulu, menyisakan 2500 orang untuk siaga hingga pertengahan 2021. (Hanoum/Arrahmah.com)