MOGADISHU (Arrahmah.id) — Pasukan keamanan Somalia berusaha menetralisir sejumlah militan kelompok militan Asy Syabaab yang menyerang sebuah hotel tepi pantai di Mogadishu pada Jumat (9/6/2023) malam.
Para saksi mata mengatakan, seperti dilansir VOA (10/6), serangan dimulai dengan setidaknya dua ledakan besar di luar Hotel Pearl Beach. Setelahnya, sekelompok individu bersenjata api menyerbu hotel.
Tembakan terdengar setelah ledakan, dan jumlah orang yang terperangkap di dalam gedung belum diketahui, kata beberapa saksi mata. Terdapat sejumlah orang yang terlihat melarikan diri melalui pintu belakang dan jendela.
“Pasukan elite Somalia telah mendapatkan akses menuju lantai atas hotel,” kata seorang saksi kepada VOA.
Asy Syabaab mengaku bertanggung jawab atas serangan di Hotel Pearl Beach.
“Para pejuang kami berhasil memasuki Hotel Pearl Beach dan masih memegang kendali penuh,” ucap mereka dalam sebuah pernyataan.
Abdikadir Abdirahman, direktur layanan ambulans Aamin, mengatakan kepada media lokal bahwa mereka telah menerima lebih dari enam orang yang terluka dalam serangan terbaru di Hotel Pearl Beach.
Hotel yang menjadi pusat serangan berada di dekat Pantai Lido, tujuan populer bagi politisi dan anggota diaspora Somalia yang mengunjungi ibu kota.
Penyerangan ini terjadi selama periode yang relatif tenang bagi Mogadishu, setelah Pemerintah Somalia pada pertengahan April lalu mengerahkan polisi militer yang baru dilatih di dalam dan sekitar kota.
Dalam insiden terpisah pada Jumat kemarin, setidaknya 27 orang, termasuk anak-anak, tewas dan lebih dari 50 lainnya terluka dalam ledakan besar di desa Muraale, yang terletak antara distrik Qoryooley dan Jannaale.
“Beberapa orang telah mengambil bahan peledak yang belum meledak dari ladang terdekat, dan menggunakannya sebagai api untuk memasak makanan. Namun tragisnya, alat tersebut meledak dan menewaskan 27 orang, termasuk anak-anak, ibu, ayah dan pemuda,” tutur Abdirahman Yusuf Abdinur, Kepala wali kota Jannaale, kepada kantor media pemerintah Somalia.
Masih di hari yang sama, Somalia mengumumkan kesiapannya mengambil alih tanggung jawab keamanan dari misi penjaga perdamaian Uni Afrika. Sekitar 2.000 tentara AU akan meninggalkan Somalia pada akhir Juni, sejalan dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2628 dan 2670.
Kementerian Pertahanan Somalia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya telah merekrut cukup banyak pasukan yang akan mengambil kendali atas tanggung jawab keamanan yang saat ini ditangani AU.
Misi perdamaian AU diharapkan sepenuhnya keluar dari Somalia pada 31 Desember 2024. (hanoum/arrahmah.id)