DAMASKUS (Arrahmah.com) – Sumber informasi yang bisa dipercaya dari provinsi Homs melaporkan bahwa sebagian besar milisi Syiah loyalis Asad yang diperkirakan berjumlah 10.000 personil, belum dibayar selama enam bulan, dan sekitar setengah dari mereka telah bergabung dengan pasukan rezim dalam beberapa minggu terakhir, lapor Zaman Alwasl pada Sabtu (24/2/2018).
Sumber tersebut menambahkan bahwa milisi Pertahanan Nasional khususnya di pedesaan timur Homs akhirnya bubar, hanya tersisa sejumlah orang yang ditempatkan di pos pemeriksaan di sekitar daerah Al-Houla dan pedesaan utara Homs.
Zaman Alwasl menuliskan bahwa sejumlah besar milisi Asosiasi Al-Bustan telah bergabung dengan militer rezim sejak awal 2018 karena kurangnya gaji.
Alaa Hamdan, seorang mantan anggota milisi Pertahanan Nasional mengatakan: “Saya kehilangan penglihatan dan setengah dari pendengaran dalam pertempuran, lengan kanan saya diamputasi, saya bertempur di sebagian besar front sampai tubuh saya lumpuh, tapi saya tidak menerima gaji saya selama enam bulan, dan tidak ada penghasilan untuk saya dan anak-anak saya kecuali dari gaji saya.”
Zaman Alwasl sebelumnya telah menerbitkan sebuah laporan yang menjelaskan bahwa sebagian besar masalah ini dikarenakan adanya perselisihan dari para petinggi mereka, Saqr Rustam dan Khaldoun Abu Ali.
Sejumlah loyalis rezim, terutama mereka yang tewas dan terluka menuntut pertanggung jawaban para pemimpin milisi yang mencuri jutaan pound Suriah, sementara para militan mempertaruhkan nyawa mereka demi membela rezim Asad.
Sementara itu, Kolonel Hossam Al-Zeer, dari Divisi Rekrutmen Wilayah Tengah di Suriah mengatakan bahwa mereka yang terbunuh atau terluka dari pasukan paramiliter tidak dianggap sebagai martir dan keluarga mereka tidak berhak untuk menuntut kompensasi atau gaji setelah kematian mereka. (haninmazaya/arrahmah.com)