TAIZ (Arrahmah.com) – Kepala bantuan PBB menuduh milisi Syiah Houtsi telah menghalangi pengiriman bantuan kemanusiaan ke kota Taiz, kota terbesar ketiga di Yaman.
Stephen O’Brien memperingatkan bahwa hingga 200.000 warga sipil telah hidup di bawah pengepungan di Taiz, lansir BBC pada Rabu (25/11/2015).
Milisi Syiah Houtsi memberhentikan truk bantuan di pos pemeriksaan dan membiarkan bantuan yang masuk dalam jumlah yang sangat terbatas, ujarnya.
Pasukan Yaman yang didukung oleh pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi, telah memerangi Syiah Houtsi selama berbulan-bulan. Sedikitnya 5.700 orang telah tewas, hampir setengah dari mereka adalah warga sipil, sejak konflik di Yaman meningkat pada Maret lalu ketika koalisi pimpinan Saudi melancarkan kampanye udara.
Taiz yang berlokasi sekitar 205 km dari selatan ibukota Yaman, Sana’a yang diduduki oleh milisi Syiah Houtsi sejak September 2014, telah menderita kerusakan berat.
O’Brien menambahkan bahwa sekitar 200.000 warga sipil terjebak di Taiz, mereka sangat membutuhkan air minum, makanan, perawatan medis, dan bantuan lainnya.
Lingkungan sipil, fasilitas medis dan tempat lainnya di sekitar kota terus-menerus terkena tembakan, sementara pos pemeriksaan yang mengelilingi kota mencegah orang-orang untuk pindah ke daerah yang lebih aman dan mencari bantuan.
“Houtsi dan sekutunya telah memblokir rute pasokan dan terus menghalangi pengiriman bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan yang menuju Taiz,” ungkap O’Brien seperti dilansir BBC.
“Meskipun upaya berulang oleh badan-badan PBB dan mitra kemanusiaan kami untuk bernegosiasi untuk mendapatkan akses dan menjangkau warga, truk kami tetap terjebak di pos pemeriksaan dan hanya bantuan yang sangat terbatas yang telah diizinkan masuk,” tambahnya.
Dia juga memperingatkan bahwa rumah sakit di Taiz yang masih berfungsi, sangat kewalahan merawat pasien yang terluka dan menghadapi kekurangan tim medis, obat esensial dan bahan bakar. (haninmazaya/arrahmah.com)