ISTANBUL (Arrahmah.id) — Milisi sosialis Kurdi PKK membantah terlibat dalam serangan di pusat perbelanjaan Istanbul, tak lama setelah pejabat Turkiye menyalahkan milisi Kurdi ini atas ledakan mematikan itu.
“Kami tidak ada hubungannya dengan insiden ini dan sudah diketahui publik bahwa kami tidak akan menargetkan warga sipil secara langsung atau menyetujui tindakan yang diarahkan pada warga sipil,” kata pernyataan mereka dikutip dari The Guardian (14/11/2022)
Beberapa jam sebelumnya, pejabat Turkiye menyebut seorang warga Suriah, Ahlam Albashir, sebagai tersangka utama dalam serangan itu.
Kantor berita Anadolou Agency menampilkan video dan gambar penggerebekan dini hari di kediaman Albashir.
Departemen kepolisian Istanbul mengatakan 46 orang telah ditangkap dalam serangkaian penggerebekan dini hari dan ditahan.
Kepolisian Turkiye menyatakan bahwa Albashir dilatih oleh milisi sosialis Kurdi PYD/YPG sebagai petugas intelijen khusus. Dia masuk ke Turkiye melalui Afrin, sebuah kota dekat Aleppo yang telah berada di bawah kendali Turki sejak 2018.
YPG adalah bagian dari Pasukan Demokratik Suriah, sebuah kelompok payung dengan dukungan AS yang memerangi militan Islamic State (ISIS) di Suriah utara.
Namun milisi sosialis Kurdi YPG juga mengeluarkan penolakan atas kejadian itu.
“Kami dengan tegas menolak kaitan apa pun dengan Ahlam al-Bashir, pelaku serangan teroris,” kata seorang juru bicara, Nouri Mahmoud.
Pernyataan PKK dan YPG bertentangan dengan pernyataan Menteri Dalam Negeri Turkiye Sulaeiman Soylu yang mengklaim bahwa arah serangan datang dari kelompok Kurdi di Suriah utara.
“Penilaian kami adalah bahwa perintah untuk serangan teror mematikan datang dari Ayn al-Arab di Suriah utara, di mana PKK/YPG memiliki markas besarnya di Suriah,” katanya.
Soylu juga menggunakan pidatonya untuk menyerang Amerika Serikat (AS); “Saya tekankan sekali lagi: Kami tidak menerima belasungkawa kedutaan AS, kami menolaknya,” katanya.
Enam orang tewas dan 81 lainnya luka-luka akibat bom yang menghantam daerah İstiklal Avenue, yang sedang ramai pengunjung. İstiklal Avenue merupakan pusat perdagangan di sisi Eropa Istanbul. (hanoum/arrahmah.id)