HASAKAH (Arrahmah.com) – Milisi SDF Kurdi melancarkan operasi keamanan di sebuah kamp menargetkan tersangka anggota keluarga militan kelompok Islamic State (ISIS) dan melakukan penangkapan pada Ahad (28/3/2021), kata pengawas perang dan pejabat Kurdi.
“Lebih dari tiga puluh wanita dan pria telah ditangkap dalam operasi anti-IS di dan sekitar kamp al Hol,” kata Rami Abdul Rahman, dilansir Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) pada (28/3).
“Penangkapan ini adalah bagian dari operasi Pasukan Demokratik Suriah (SDF), yang merupakan kekuatan tempur utama pemerintah daerah Kurdi, milisi Kurdi YPG dan pasukan polisi lokal. Warga Suriah dan orang asing yang dicurigai mendukung IS telah ditangkap,” tambah Abdul Rahman.
Pejabat SDF mengonfirmasi operasi tersebut, dengan salah satu dari mereka mengatakan jika operasi tersebut akan berjalan setidaknya hingga 10 hari kedepan.
Koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) yang memerangi militan ISIS mengatakan pihaknya memberikan dukungan berupa intelijen, pengawasan, dan pengintaian kepada mitra SDF-nya.
“Tujuan dari operasi SDF ini adalah untuk menurunkan dan mengganggu aktivitas IS di dalam kamp untuk memastikan keselamatan dan keamanan penghuni kamp,” kata juru bicara koalisi Wayne Marotto kepada AFP.
Kamp Al Hol adalah pemukiman terbesar yang dikendalikan oleh otoritas Kurdi, yang menampung hampir 62.000 orang, kebanyakan wanita dan anak-anak, termasuk Suriah, Irak dan ribuan dari Eropa dan Asia yang memiliki hubungan keluarga dengan militan ISIS.
SOHR telah mencatat sekitar 40 pembunuhan di Kamp al Hol sejak awal tahun ini. Sementara otoritas Kurdi mengatakan simpatisan ISIS berada di balik sebagian besar pembunuhan itu, namun sumber kemanusiaan mengatakan perselisihan suku mungkin berada di balik beberapa pembunuhan tersebut.
Dalam laporan yang diterbitkan bulan lalu, PBB mengatakan telah mendokumentasikan kasus-kasus radikalisasi, penggalangan dana, pelatihan dan hasutan operasi eksternal di Kamp al Hol. Ia juga memperingatkan tentang nasib sekitar 7.000 anak yang tinggal di paviliun khusus yang ditujukan untuk keluarga militan IS dari mancanegara.
Meskipun PBB dan otoritas Kurdi berulang kali menyerukan agar negara-negara tersebut memulangkan warganya, hanya sejumlah kecil orang, kebanyakan anak-anak, yang diizinkan kembali. (hanoum/arrahmah.com)