DEIR EZZOAR (Arrahmah.id) — Bentrokan bersenjata antara milisi Kurdi Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung Amerika Serikat (AS) melawan suku Arab di provinsi Deir Ezzor menyebabkan sedikitnya 25 orang tewas dan lebih dari selusin orang terluka.
Ketegangan antara milisi proksi Kurdi dan penduduk lokal Suriah meningkat hingga ke titik tertinggi dalam beberapa tahun.
Dilansir The Cradle (30/8/2023), pertempuran tersebut dilaporkan dipicu oleh penahanan Ahmed Khbeil, yang lebih dikenal sebagai Abu Khawla, di Provinsi Hasakah. Khawla memimpin Dewan Militer Deir Ezzor (DEMC) yang berafiliasi dengan SDF.
Pasukan SDF menculiknya pada hari Ahad lalu setelah diundang ke pertemuan di Hasakah.
Suku-suku lokal mengeluarkan pernyataan setelah penculikan Khawla agar para pejuang Arab di SDF membelot dan bergabung dalam perjuangan melawan pendudukan AS di timur laut Suriah.
Beberapa jam setelah menangkap Khawla, SDF mengeluarkan pernyataan yang mengumumkan peluncuran “Operasi Penguatan Keamanan” di Deir Ezzor. Mereka mengklaim bahwa penculikan tersebut dilakukan sebagai tanggapan atas seruan lokal yang mendesak untuk “tindakan lebih lanjut” terhadap kelompok militan Islamic State (ISIS).
Kemarahan terhadap SDF meningkat di kalangan suku setempat menyusul penangkapan besar-besaran dan kampanye perekrutan wajib awal tahun ini. Menurut laporan PBB, 1.696 anak di bawah umur direkrut oleh kelompok bersenjata di Suriah pada tahun 2022, termasuk 637 oleh SDF.
Bersamaan dengan bentrokan antara SDF dan DEMC, dua kendaraan Pasukan Pertahanan Nasional (NDF) – yang merupakan komponen cadangan sukarelawan paruh waktu tentara Suriah – menjadi sasaran kelompok Kurdi yang didukung AS.
DEMC memainkan peran penting dalam operasi militer SDF melawan ISIS di Suriah, yang baru diluncurkan setelah tentara Rusia tiba untuk mendukung Damaskus dalam perang melawan ISIS.
Laporan media Arab menunjukkan bahwa terjadi peningkatan serangan militan ISIS di timur laut Suriah yang dikuasai AS dan SDF yang kaya minyak. (hanoum/arrahmah.id)