BANGUI (Arrahmah.com) – Melarikan diri dari tempat tinggal mereka di Republik Afrika Tengah yang dilanda perang, 22 Muslim, termasuk tiga anak, gugur dalam serangan granat. Milisi kristen bersenjata telah menyerang sebuah kafilah yang mengangkut keluarga Muslim yang mengungsi dari Republik Afrika Tengah yang didera konflik, menyebabkan setidaknya tiga orang anak di antara 19 orang dewasa tewas, dan lebih dari 50 menderita luka serius.
“Ini merupakan pertanda bahwa situasi di Republik Afrika Tengah masih sangat berbahaya. Anak-anak dan keluarga mereka telah diserang dan dibunuh ketika mencoba untuk mengungsi ke tempat yang aman,“ Robert Lankenau, direktur kelompok bantuan Save the Children, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh CNN, Sabtu (18/1/2014).
Menurut “Save the Children“, puluhan ummat Islam, termasuk anak-anak, dibacok sampai mati oleh parang. Yang terluka dirawat di sebuah rumah sakit di kota barat laut Bouar.
Para pejabat dari kelompok bantuan yang berbasis di Inggris mengatakan bahwa keluarga Muslim yang melarikan diri dievakuasi dari desa Vakap, mencari perlindungan di Cameron.
“Sudah jelas bahwa perlindungan ini tidak menjangkau anak-anak di daerah terpencil,“ Lankenau menambahkan, sebagaimana dilaporkan oleh AFP.
Lankenau mendesak jangkauan yang lebih luas dari pasukan penjaga perdamaian PBB ke daerah-daerah terpencil CAR.
“Kami terus menyerukan pasukan PBB untuk berpatroli di daerah terpencil di mana begitu banyak kekerasan yang terjadi yang tidak kita ketahui, dan lebih banyak pasukan yang dikerahkan jika diperlukan,“ tambahnya.
Pekan lalu, temuan pertama dari penyelidikan PBB, berdasarkan 183 wawancara, mengungkapkan bahwa konflik di Republik Afrika Tengah telah menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas dalam serangan yang terjadi pada 5-6 Desember lalu.
Dikerahkan untuk melumpuhkan pertempuran yang sedang berlangsung di CAR, pasukan penjaga perdamaian Perancis telah melucuti kelompok eks-Seleka. Akan tetapi pelucutan senjata kelompok eks-Seleka malah emungkinkan milisi Kristen untuk membalas dendam terhadap komunitas Muslim yang tidak bersenjata.
Milisi Kristen anti–Balaka menggerebek rumah Muslim, membunuh anak-anak dan perempuan, melakukan penjarahan dan merusak harta benda, laporan PBB mengungkapkan.
Pasukan Perancis telah dituduh menulikan telinga terhadap kekejaman terhadap kaum Muslim, melihat Muslim dibunuh oleh para pembunuh berdarah dingin.
Awal bulan ini, presiden Republik Afrika Tengah mengundurkan diri di bawah tekanan atas kegagalan untuk membendung kerusuhan sektarian di negaranya. (Ameera/Arrahmah.com)