DAMASKUS (Arrahmah.com) – Milisi “Hizbullah” telah membanjiri Suriah, mereka mengambil perang lebih aktif dalam perang Suriah yang telah berlangsung selama dua tahun meskipun berulangkali petinggi “Hizbullah” mengklaim bahwa pihaknya tidak mengirim pasukan ke Suriah.
Para anggota milisi Syi’ah asal Libanon mengatakan misi mereka adalah untuk melindungi “Suriah” di mana mereka mengklaim rumah-rumah, desa dan keluarga Suriah telah diserang oleh pemberontak Sunni.
Pemimpin “Hizbullah”, Hasan Nasrallah, yang merupakan sekutu setia Bashar al-Assad mengatakan bahwa kelompoknya mendukung kader “pejuang” yang menyebut dirinya Komite Rakyat.
Ini adalah konfirmasi bahwa kelompok militan Syi’ah asal Libanon memainkan peran yang terus meningkat di negara tetangganya.
Komite Rakyat dibentuk pada tahun lalu. Seorang komandan salah satu unit dari komite ini, Haj Mahmoud mengatakan desa Syi’ah berulangkali diserang dan beberapa penduduk ditangkap dan dibunuh oleh pemberontak. Ia menambahkan bahwa pihaknya telah diminta oleh penganut Syi’ah setempat untuk membantu, mengangkat senjata.
“Sebuah perjanjian telah dibuat untuk membentuk Komite Rakyat yang berasal dari desa-desa (Syi’ah-red),” ujarnya seperti dilansir Al Arabiya (15/4/2013).
Meskipun “Hizbullah” mengonfirmasikan dukungannya untuk Komite Rakyat, namun sekali lagi Hassan Nasrallah menyangkal kelompoknya mengambil bagian dalam perang di Suriah.
Mujahidin Suriah memberikan kesaksian lain, mereka menyatakan bahwa “Hizbullah” menopang rezim Assad. Milisi Syi’ah “hizbullah” seringkali melancarkan serangan terhadap para Mujahid Suriah dari wilayah Libanon.
Dalam dua bulan terakhir, Tentara Pembebasan Suriah (FSA) mengatakan bahwa “hizbullah” memperluas operasinya di Suriah, terutama di provinsi Homs, dekat perbatasan Libanon serta Damaskus. Mereka menyatakan bahwa Assad mengandalkan dukungan dari “hizbullah” karena cengkeramannya di ibukota melemat dan ia takut akan terjadi pembelotan yang lebih banyak lagi.
Komite Rakyat hanya salah satu indikasi peran “Hizbullah” di Suriah. Selama beberapa minggu terakhir, kelompok ini telah mengadakan pemakaman beberapa anggota mereka yang mereka sebut tewas saat menjalankan “tugas jihad” mereka.
Tidak dikatakan di mana atau bagaimana mereka tewas, tetapi secara luas diketahui bahwa mereka tewas dalam pertempuran di Suriah.
Salah satu pukulan terbesar bagi “Hizbullah” datang pada bulan Oktober ketika seorang komandan, Ali Hussein Nassif yang juga dikenal dengan Abu Abbas dan beberapa ajudannya tewas di Suriah.
Pejuang Suriah mengatakan mobilnya dihantam ledakan bom dekat kota al-Qusayr di dekat perbatasan Libanon.
Dukungan setia kelompok militan Syi’ah asal Libanon ini untuk rezim Assad merupakan judi. Jatuhnya Assad akan menjadi bencana besar bagi mereka. (haninmazaya/arrahmah.com)