ZINJIBAR (Arrahmah.com) – Pasukan Perlawanan Rakyat Yaman pada Ahad (9/8/2015) merebut kendali beberapa kota dari tangan milisi Syiah Houtsi di provinsi tengah dan selatan negara tersebut termasuk ibukota provinsi Abyan, Zinjibar.
Milisi anti-Houtsi tersebut menyita empat distrik di provinsi Ibb pada Senin (10/8), ujar warga dan pejabat setempat, membawa perlawanan senjata semakin dekat ke kubu milisi Syiah Houtsi di ibukota Sana’a, seperti dilaporkan Al Arabiya.
Situs berita Yaman melaporkan bahwa gubernur Bank Sentral, Mohamed Bin Hammam, berhasil melarikan diri dari Sana’a dan pindah ke Hadramaut saat pertempuran mendekati ibukota.
Kemajuan pesat milisi Perlawanan Rakyat dan tentara yang loyal terhadap pemerintahan Mansour Hadi mendorong milisi Syiah Houtsi serta unit tentara yang loyal kepada mantan presiden diktator Yaman, Ali Abdullah Saleh untuk mundur
ke beberapa provinsi. Karena hal ini, Houtsi mengumumkan keadaan darurat di ibukota Sana’a, ujar sumber kepada Al Arabiya.
Keadaan darurat diberlakukan setelah tengah malam saat kelompok tersebut bersiap-siap menyambut serangan oleh Perlawanan Rakyat.
Komandan senior militer Yaman, Abdullah Subaihi mengatakan pada pekan lalu ia berharap pasukan pemerintah Yaman (di bawah pimpinan Mansour Hadi-red) dapat merebut kembali Sana’a dalam dua minggu.
Sementara itu komandan pro-Hadi lainnya mengatakan: “Pasukan Perlawanan Rakyat dan tentara nasional yang didukung oleh tank yang disuplai oleh koalisi pimpinan Arab Saudi, pada dini hari (9/8) berhasil merebut kendali basis brigade militer 15 dan seluruh gedung pemerintah di Sana’a”.
Pasukan pro-pemerintah Hadi pertama kali memasuki Zinjibar setelah menduduki barak Houtsi dan juga merebut kota-kota Al-Hazm dan Al-Odain di provinsi Ibb.
Selama dua minggu terakhir, pasukan pro-Hadi mengklaim telah mendapatkan kontrol dari provinsi Lahj, Aden dan Dalea, semuanya di wilayah selatan Yaman. (haninmazaya/arrahmah.com)