LANAO DEL NORTE (Arrahmah.com) – Tiga belas orang pengintai dibunuh dan beberapa orang lainnya luka-luka selama baku tembak antara Mujahidin MILF dan tentara pemerintah di Barangay Riray, Munai, Lanao Del Norte pada Sabtu (7/3) pagi pukul 9.30 waktu setempat hingga keesokan paginya. Dari pihak MILF satu orang yang bernama Abdulkarim Mulingan syahid dan tiga orang lainnya luka-luka.
Sayangnya, jenazah segera diambil oleh tentara pemerintah dan usaha sanak keluarga untuk merebutnya gagal. Tentara-tentara tersebut berkelit, padahal apa yang mereka lakukan bertentangan dengan Konvensi Jenewa yang menetapkan bahwa anggota tempur yang meninggal harus diserahkan kepada sanak keluarga dengan segera untuk diurus pemakamannya.
“Apakah yang akan mereka lakukan pada mayat itu?” salah seorang anggota keluarga bertanya.
Ketika tulisan ini dibuat, pihak keluarga sedang meminta pertolongan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) untuk mendapatkan kembali jenazah dari tangan tentara. Dalam hukum Islam, seorang yang meninggal sebaiknya dikuburkan paling lama 24 jam setelah kematiannya.
Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) yang berusaha untuk membom posisi-posisi yang dicurigai MILF, telah melubangi tengah kota dan mengakibatkan kekhawatiran bagi penduduk sipil.
Para pejuang MILF ada di bawah Panglima Abdullah “Bravo” Macaapar, orang yang paling dicari pemerintah karena memulai pertempuran di Lanao Del Norte setelah Nota Persesuaian di Domain Ancestral (MOA-AD) tidak ditandatangani di Malaysia pada 5 Agustus 2008. Bersama dengan panglima MILF lain, Ameril Ombra Kato, Bravo diburu dengan imbalan 10 juta peso untuk penangkapan mereka dalam keadaan mati maupun hidup. Dalam rangka memulai kembali pembicaraan damai GRP-MILF, pemerintah meminta prasyarat agar MILF pergi atau menyerahkan tiga orang panglimanya sebelum pembicaraan berlanjut. Tetapi MILF menuduh pemerintah sikap bermuka dua. Di satu sisi pemerintah meminta prasyarat itu, tetapi di sisi lain AFP tetap beroperasi melibatkan jumlah tentaranya yang sangat besar di Lanao Del Norte dan Maguindanao.
Di Maguindanao, operasi militer yang melibatkan ribuan tentara sedang berlangsung di beberapa wilayah. Tetapi sampai sejauh ini, tidak ada pertempuran terlalu besar sejak awal operasi. Dua orang tentara tewas beberapa hari yang lalu setelah mujahidin MILF menyerang sekelompok tentara di Datu Piang, Maguindanao. (Althaf/arrahmah.com)