LONDON (Arrahmah.com) – Pimpinan MI5 memperingatkan bahwa Inggris tengah menghadapi ancaman serangan ‘terorisme’ dari warga Inggris dilatih di Somalia dan Irlandia, lansir Guardian pada Jumat (17/9/2010).
Jonathan Evans juga telah mempertegas bahwa dalam kaca mata Agen Keamanan tersebut, pemerintah harus memberikan pengawasan khusus bagi tersangka teror dalam pengkajian ulang undang-undang anti-teror yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini.
“Pemerintah tidak dapat berlepas dari tanggung jawab untuk melindungi warga negaranya hanya karena hukum pidana yang ada, dalam keadaan tertentu, tidak dapat berfungsi dengan baik,” kata Evans. Dia menambahkan bahwa potensi bahaya dari ‘ekstremis’ yang dipengaruhi oleh al-Qaeda terhadap Inggris telah bergeser dari Pakistan ke Somalia.
Evans mengatakan ada lebih dari 100 warga Inggris, dari berasal dari sejumlah negara -termasuk Pakistan, Bangladesh, dan Afrika barat, yang pernah dilatih di kamp-kamp Al-Shabaab untuk ikut terlibat dalam pemberontakan melawan pemerintah Somalia.
“Saya khawatir bahwa kita sedang menghitung hari untuk menyaksikan terorisme yang terjadi di negeri kami terinspirasi oleh orang-orang yang saat ini berjuang bersama al-Shabaab.”
Evans, dalam sambutannya kemarin pada Worshipful Company of Security Professionals, di London, juga memperingatkan lebih “tanda-tanda koordinasi dan kerjasama” antara kelompok-kelompok sempalan republik pembangkang di Irlandia Utara. Mereka merencanakan 30 serangan sejauh tahun ini, sebagaimana 20 serangan yang ditargetkan pada agen keamanan.
Selain itu, Evans juga memperingatkan potensi serangan teror selama Olimpiade 2012.
Evans, dalam masa kampanyenya sebelum pemilihan umum berlangsung, telah berjanji kepada pemerintah koalisi dan pendukungnya untuk membuang banyak undang-undang anti-teror dengan alasan bahwa undang-undang tersebut mengancam kebebasan sipil. (althaf/arrahmah.com)