JAKARTA (Arrahmah.com) – Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) menyelenggarakan Kongres Ibu Nusantara ke-4 (KIN) 1438 H. di Balai Sudirman Jakarta, Sabtu 24 Desember 2016. Event Akbar ini dihadiri tidak kurang dari 3000 peserta dari berbagai kalangan tokoh perempuan dari berbagai komunitas, seperti ; birokrat, politisi, mubalighah, intelektual, praktisi pendidikan, dan lain-lain.
Ummu Ghiyas Faris panitia reportase Kongres Ibu Nusantara ke-4 melaporkan, Kongres Ibu Nusantara kali ini mengusung tema “Negara Soko Guru Ketahanan Keluarga”. KIN digelar di 83 kota di Indonesia pada waktu yang hampir bersamaan, yakni 17 s.d 25 Desember 2016.
KIN digelar dengan tujuan membangun kesadaran umum terhadap akar persoalan dan solusi atas buruknya ketahanan keluarga. Buruknya kondisi ketahanan keluarga Indonesia saat ini adalah ancaman serius bagi masa depan bangsa. Keluarga adalah ujung tombak pembangunan sumber daya manusia. Karenanya, terus meningkatnya angka perceraian, beragam kasus penelantaran anak dan makin sadisnya kekerasan terhadap perempuan dan anak, semestinya menjadi perhatian serius semua pihak. Apalagi, telah terbukti bahwa buruknya ketahanan keluarga adalah faktor utama yang berkontribusi pada semakin banyaknya generasi yang terjerumus penyimpangan perilaku semisal narkoba, geng motor, LGBT, pergaulan bebas, dan lain-lain.
Rapuhnya ketahanan keluarga tidak hanya diakibatkan oleh buruknya individu dalam memerankan dirinya di dalam keluarga. Berjalannya semua fungsi keluarga harus ditopang oleh daya dukung masyarakat, sistem yang melingkupi dan peran besar negara. Fungsi religi, edukasi, ekonomi, sosialisasi, proteksi, afeksi, reproduksi dan rekreasi mustahil diwujudkan secara serasi dan ideal oleh masing-masing keluarga tanpa peran besar negara. Maka beragam persoalan yang menimpa keluarga Indonesia hari ini hanya bisa diselesaikan dengan peran besar negara,bahkan mensyaratkan negara menempatkan diri sebagai pilar utama (soko guru) dalam menopang terwujudnya ketahanan keluarga.
Solusi yang ditawarkan oleh sejumlah pakar saat ini belum menyentuh akar persoalan. Dan belum meng”cover” penyebab yang kompleks dari fenomena-fenomena tersebut. Agar terwujud ketahanan keluarga yang berkontribusi besar pada lahirnya generasi unggul, maka Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia menganggap perlu melakukan proses pencerdasan di tengah-tengah umat khususnya perempuan dengan harapan akan tercipta kesungguhan dan keseriusan untuk berjuang bersama Hizbut Tahrir untuk menegakkan Sistem Islam dalam naungan Khilafah. Karena Khilafah yang mampu menjadi pilar utama bagi ketahanan keluarga.
(azmuttaqin/arrahmah.com)