GAZA (Arrahmah.id) – Hanya beberapa menit setelah The Palestine Chronicle merilis film dokumenter The Black Dress, yang diproduksi bersama dengan Friends of Palestine Network, perusahaan media sosial mulai memberlakukan pembatasan untuk menonton tanggapan paling komprehensif terhadap tuduhan New York Times pada 28 Desember bahwa warga Palestina melakukan pemerkosaan massal pada 7 Oktober ini.
Instagram dan Facebook, khususnya, menghapus film dokumenter tersebut dengan tuduhan mempromosikan ‘organisasi berbahaya’.
Terlepas dari kenyataan bahwa The Black Dress membantah tuduhan yang sebagian besar didasarkan pada sumber-sumber “Israel”, dan tanpa menerima klaim dari organisasi atau entitas mana pun, berbahaya atau tidak, META tetap mempertahankan posisinya, bahkan setelah produser mengaktifkan kembali konten tersebut tanpa merujuk pada organisasi mana pun.
“Sejauh menyangkut META dan organisasi pro-“Israel” lainnya, kebenaran harus disembunyikan selama mungkin atau setidaknya sampai “Israel” menyelesaikan genosida di Gaza,” kata Ramzy Baroud, sejarawan Palestina dan salah satu produser The Black Dress.
“Faktanya, inilah alasan mengapa film dokumenter ini dirilis, untuk menantang sensor tersebut secara langsung, dan untuk menampilkan suara Palestina, yang telah lama tersembunyi karena organisasi media seperti The New York Times dan platform media sosial seperti META.”
Romana Rubeo, yang juga merupakan salah satu produser dan presenter film dokumenter berdurasi 18 menit tersebut, mengatakan bahwa keputusan META seperti itu “tidak akan menghentikan kami untuk melanjutkan pekerjaan kami.”
“Ini bukan pertama kalinya META dan platform media sosial lainnya melakukan segala daya mereka untuk menyembunyikan suara kita, melalui pelarangan bayangan atau sensor langsung,” kata Rubeo.
“Kami selalu menemukan cara alternatif untuk mengkomunikasikan konten kami karena kami tidak akan menyerah pada misi kami untuk menyebarkan kebenaran dan menghilangkan propaganda arus utama,” tambahnya.
The Palestine Chronicle menyerukan kepada para pembacanya dan semua organisasi media independen serta individu yang tertarik pada sudut pandang alternatif untuk membagikan YouTube dan versi dokumenter lainnya seluas mungkin.
“Kebebasan berpendapat tidak bisa hanya berlaku pada satu pihak dan tidak berlaku sama sekali pada pihak lain,” kata Baroud.
“Tolong bantu kami menyebarkan berita ini,” tambahnya.
On December 28, The New York Times claimed that Israeli women were raped on October 7.
Two leading Palestinian media organizations, The Palestine Chronicle and Friends of Palestine Network, conducted a joint investigation, the outcome of which resulted in the ‘The Black Dress’,… pic.twitter.com/jJXWdh5igW
— The Palestine Chronicle (@PalestineChron) February 20, 2024
(zarahamala/arrahmah.id)