BEIRUT (Arrahmah.id) — Sebanyak lima bank Libanon dirampok pada Jumat (16/9/2022) oleh nasabah yang berusaha menarik tabungan mereka karena dibatasi pemerintah.
Dilansir kantor berita AFP (16/9/2022), serangkaian perampokan semacam ini mendapat dukungan publik di negara yang dilanda krisis itu.
Libanon terperosok dalam krisis ekonomi selama lebih dari dua tahun sejak nilai mata uangnya anjlok. Bank-bank lalu membatasi penarikan uang secara ketat.
Dalam sepekan terakhir, tujuh cabang bank menjadi sasaran perampokan nasabah sehingga bank mengumumkan penutupan tiga hari mulai Senin (19/9), menurut Asosiasi Bank di Libanon.
Ketika insiden semakin besar pada Jumat (16/9), Menteri Dalam Negeri Libanon Bassam Mawlawi mengadakan pertemuan darurat sore hari.
“Merebut kembali hak dengan cara ini dapat merusak sistem dan membuat para nasabah lainnya kehilangan haknya,” katanya kepada wartawan setelah pertemuan.
Jaksa Penuntut Umum Ghassan Oueidat mendesak polisi menangkap semua yang terlibat dalam perampokan, dengan menggambarkan kejadian-kejadian itu sebagai perampokan bersenjata di bank untuk menghentikan sektor perbankan di Libanon dari bekerja, dan memicu lebih banyak krisis keuangan serta ekonomi.
Oueidat juga meminta polisi menyelidiki apakah ada perampokan lainnya yang terkait, kata sumber pengadilan kepada AFP.
Perampokan bank Beirut pada Rabu (14/9) oleh seorang aktivis yang merekam dirinya menggunakan pistol mainan tampaknya memicu serangkaian serangan serupa oleh para nasabah yang marah.
Pada Jumat (16/9) ada tiga insiden serupa di Beirut dan dua di Libanon selatan, kata koresponden AFP dan sumber keamanan. (hanoum/arrahmah.id)