ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Karena petugas layanan kesehatan meminta bantuan pemerintah, layanan keamanan harus lebih fokus pada upaya untuk menghentikan penyebaran COVID-19 ketimbang menghentikan kejahatan, Al Jazeera melaporkan hari ini (4/4/2020).
Pakistan memiliki lebih dari 2.600 kasus infeksi dan 40 kematian akibat virus corona baru, dengan banyak kota dikurung dan pemerintah mendesak adanya penjarakan sosial (social distancing).
Tetapi petugas kesehatan meminta pemerintah untuk melakukan lebih banyak untuk membantu mereka melawan virus.
Mereka mengatakan mereka belum diberi peralatan pelindung yang cukup di rumah sakit yang sudah terlalu penuh dan kekurangan sumber daya, dan nyawa mereka berada dalam resiko.
Beberapa pekan lalu, pihak berwenang Pakistan mengatakan mereka berlomba untuk mengamankan pasokan dan ruang rumah sakit jika jumlah pasien COVID-19 terus meningkat. Saat ini, pemerintah mengatakan telah menetapkan lebih dari 35 rumah sakit untuk menangani wabah tersebut, dilengkapi dengan lebih dari 118.000 tempat tidur.
Sebagaimana dilansir Time pekan lalu (28/3), Cina telah mengirim pesawat yang sarat dengan tenaga medis dan pasokan medis untuk membantu Pakistan memerangi penyebaran virus mematikan ini.
Cina sebelumnya telah mengirim ventilator dan masker ke Pakistan, salah satu tautan kunci dalam Proyek One Belt One Road bernilai multi-miliar dolar Tiongkok yang ambisius yang menghubungkan Asia selatan dan tengah dengan Cina. Cina juga merupakan pemasok utama militer bagi Pakistan yang bersenjata nuklir, setelah memasok rudal yang mampu membawa senjata atom ke negara itu. (Althaf/arrahmah.com)