ATHENA (Arrahmah.id) — Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen menegaskan bahwa serangan ke Jenin tidak dimaksudkan untuk memerangi warga Palestina, melainkan memberantas organisasi teror.
Berbicara di Athena, Yunani, Cohen mengatakan, seperti dilansir VOA (7/7/2023) bahwa Israel sesungguhnya memerangi organisasi-organisasi teroris, yang sepenuhnya didanai Iran, terutama organisasi Jihad Islam.
Militer Israel menarik pasukannya dari Jenin setelah operasi selama dua hari yang menewaskan sedikitnya 12 warga Palestina, melukai 100-an warga lainnya dan memaksa ribuan orang meninggalkan rumah mereka. Satu tentara Israel juga tewas dalam serangan itu.
Pihak tentara mengklaim telah membuat kelompok-kelompok militan di kamp pengungsi Jenin mengalami kerugian besar, dalam operasi yang mencakup serangan udara dan darat, yang melibatkan ratusan tentara.
Namun, beberapa ibu yang anaknya tewas dalam serangan itu membantah keras klaim itu.
Iman Abu Al-Wafa, ibu seorang anak berusia 19 tahun yang tewas di Jenin dengan suara lirih bertanya “bagaimana mungkin ia seorang teroris? Ia seorang anak laki-laki berusia 19 tahun, adiknya berusia 16 dan 15 tahun. Anda menyebut mereka teroris? Lalu bagaimana dengan mereka-mereka yang membom dan melakukan serangan udara, apakah mereka bukan teroris? Bagaimana dengan mereka yang meluncurkan rudal? Bagaimana jika ada perempuan, anak-anak di daerah-daerah yang diserang. Mereka hanya meluncurkan rudal dan tidak tahu akan mengenai siapa. Allah Maha Besar!”
Duta Besar Palestina di PBB Riyad Mansour mendesak Dewan Keamanan PBB untuk “melakukan sesuatu di luar kebiasaan. Mereka harus mengirim pesan kepada warga Palestina bahwa masyarakat internasional tidak meninggalkan mereka.”
Ia juga minta agar PBB meminta pertanggungjawaban mereka yang melakukan kejahatan di Jenin, mulai dari meluncurkan roket dan menghancurkan rumah-rumah, hingga menimbulkan korban tewas dan luka-luka. “Karena tanpa pertanggungjawaban maka mereka (Israel.red) akan terus mengulangi kejahatan keji ini terhadap warga Palestina.
Secara khusus dalam konferensi pers hari Kamis (6/7) Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan sangat terusik dengan berita dari Jenin.
“Saya mengutuk keras semua aksi kekerasan terhadap warga sipil, termasuk tindakan teror. Serangan udara dan operasi darat Israel di kamp pengungsi yang padat itu merupakan aksi kekerasan terburuk di Tepi Barat selama beberapa tahun ini, terlebih dengan dampak signifikan terhadap warga sipil, yang melukai lebih dari 100 orang dan memaksa ribuan lainnya melarikan diri,” ujar Guterres.
Setelah Yaman, hari ini ribuan orang berdemonstrasi di Beirut, Lebanon, memprotes serangan Israel ke kamp pengungsi Jenin. Dengan membawa bendera Palestina berukuran sangat besar, juga spanduk dan poster berisi dukungan pada Palestina, para demonstran meneriakkan protes terhadap Israel.
Pada tahun 2023 ini saja lebih dari 140 warga Palestina di Tepi Barat tewas. Sementara serangan Palestina yang menarget Israel menewaskan sedikitnya 25 orang. (hanoum/arrahmah.id)