SUMENEP (Arrahmah.id) – Ceramah Ustadz Hanan Attaki Lc di Masjid Nur Muhammad, Jl. Trunojoyo, Sumenep, pada Sabtu malam (30/7/2022) disambut antusias oleh ribuan warga Sumenep.
Hal ini membuktikan bahwa dakwah Ustadz Hanan Attaki dicintai ummat.
Dalam kesempatan tersebut, Ustadz Hanan Attaki bercerita makna hijrah Nabi Muhammad SAW dan Isra’ Mi’raj Rasulullah SAW dalam rangka acara Menyambut Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1444 H.
FUSSILAT (Forum Sarasehan dan Silaturrahmi Ummat ) Sumenep sengaja mengundang Ustadz Hanan Attaki setelah rencana acara Konser Langit di sebuah gedung tanggal 31 Juli 2022 batal karena izin keramaian tak keluar dari Polres Sumenep.
Di Masjid Nur Muhammad. Ribuan anak-anak milenial Sumenep memenuhi ruangan masjid hingga pelataran luar.
Ustadz Hanan tampil gaul dengan mengenakan kemeja motif bunga lengan pendek, berpeci hitam, surban di pundak dan tasbih yang dililit di lengan kanan.
Dengan merendah, Ustadz Hanan mengaku sengaja tak berdakwah dari masjid ke masjid.
“Saya bukan da’i yang handal. Makanya saya tidak pilih medan dakwah di masjid karena medan itu milik da’i yang hebat,” ujarnya.
Ustadz Hanan kemudian bercerita alasan hijrah dakwah yang ditempuh dengan harapan tetap diminati ummat.
“Metode dakwah harus up date mengikuti perubahan. Agar tetap diminati umat,” cerita Ustadz Hanan mengawali alasan Hijrah Dakwahnya.
Dasar itu yang menjadi alasan Ustadz Hanan memilih medan dakwah di luar masjid.
Ustadz Hanan memilih berkumpul dengan gank motor, surving, anak-anak yang nongkrong di cafe dan komunitas milenial lainnya.
“Mereka garapan saya, agar yang muda bisa diselamatkan lebih dini,” sambung Ustadz alumni Universitas Al Azhar Kairo, Mesir ini.
Ustadz Hanan mengemukakan alasan pilihan hijrah dalam metode dakwah menjadi fokus pilihannya.
“Misalnya jika saya ceramah tatap muka, paling banyak 20 ribu jamaah. Tapi jika saya posting ceramah di youtube, yang ikuti bisa jutaan,” kata Ustadz Hanan melanjutkan.
“Dan mereka yang ada ditempat itu adalah milenial yang jumlahnya jutaan. Makanya hijrah dakwah harus dilakukan segera,” tuturnya.
Faruk Abdillah selaku ketua pelaksana bersyukur ceramah Ustadz Hanan berjalan lancar.
Menurut Faruk, usai berceramah. Ustadz Hanan tak bermalam di Sumenep. “Beliau langsung kembali ke Surabaya. Datang ke Sumenep hanya satu acara,” terang Faruk dikutip Mata Madura.
Seperti diketahui, sebelum menyampaikan tausiah di Masjid Nur Muhammad, Jalan Trunojoyo. Ustadz Hanan didapuk sebagai imam Shalat Isya’.
Ustadz Hanan memiliki suara khas dalam melantunkan kalam ilahi. Jamaah shalat Isya merasa beda dengan imam shalat Ustadz Hanan.
Sebelumnya, tercatat penolakan oleh Banser-Ansor dan kelompok terkait mereka di sejumlah daerah di Jatim, seperti di Gresik, Sidoarjo, Jember, Bondowoso hingga Sumenep. Mereka menuding Ustadz Hanan merupakan eks anggota organisasi terlarang. Adapun Ustadz Hanan sendiri telah memberi klarifikasi dan membantah tuduhan tersebut.
Ustadz Hanan Attaki melihat penolakan itu lantaran mereka belum mengenalnya. Ia lantas mengutip pepatah bahwa tak kenal maka tak sayang.
“Dinamika yang terjadi beberapa hari ini seperti pepatah tak kenal maka tak sayang,” kata Hanan usai ceramah di Masjid Nur Muhammad.
Karena hal itu, ia akan sering melakukan silaturahmi dan dialog agar semuanya mengenal dirinya sehingga tak ada lagi penolakan dengan dirinya.
“Mungkin harus lebih sering silaturrahmi sering dialog ngobrol InsyaAllah dengan begitu saling kenal dan saling mensupport,” ujar Ustadz Hanan. (rafa/arrahmah.id)