BAGHDAD (Arrahmah.com) – Militer Amerika menyadari bahwa pihaknya telah meluncurkan dua serangan udara di Irak bulan Juni, nyaris setahum setelah Presiden Barack Obama mendeklarasikan akhir misi tempur AS di negara tersebut.
Juru bicara militer AS di Irak, Brigadir Jenderal Jeffrey Buchanan, menyatakan pada hari Selasa (16/8/2011) bahwa serangan tersebut dilakukan terhadap ‘para militan’ yang menargetkan pasukan Amerika, lansir AFP.
Serangan ini merupakan penggunaan kekuatan udara pertama yang disadari dan diakui oleh militer AS sejak pemerintah Amerika menghentikan misi tempurnya di negara itu pada tanggal 31 Agustus 2010.
Mengacu pada serangan pertama AS terhadap “sekelompok mujahidin yang menyerang pangkalan militer AS di dekat bandara Basra”, Buchanan mengatakan, “Kami memiliki tim helikopter Apache yang beroperasi saat itu. Mereka mengidentifikasi sekelompok orang yang menembakkan roket, mereka bertempur dan membunuhnya.”
Dalam serangan yang kedua, pasukan salibis AS membunuh dua orang yang mereka klaim sebagai “mujahidin yang berencana untuk meledakkan bom di jalan yang dilalui oleh konvoi AS,” ia menambahkan.
Komentar dari juru bicara militer AS muncul sehari setelah serangkaian serangan pemboman yang melanda sejumlah kota di Irak yang menewaskan 76 orang dan melukai lebih dari 180 orang lainnya.
Pemboman dan sejumlah aksi kekerasan lainnya merupakan fenomena harian yang terjadi di Irak. Pada saat yang sama pemerintah Irak telah membuat rahasia umum mengenai keinginannya memperpanjang masa kehadiran militer Amerika melebihi Desember 2011, jadwal penarikan seluruh pasukan salibis dari Irak.
Saat ini masih ada sekitar 46.000 pasukan salibis Amerika yang bercokol di Irak. (althaf/arrahmah.com)