ANKARA (Arrahmah.com) – Pilot dari Angkatan Udara Turki telah melakukan penerbangan pertama mereka dengan generasi baru jet tempur F-35, bersamaan dengan munculnya peringatan Washington agar Ankara tidak membeli rudal S-400 dari Rusia.
Kabar diterbangkannya F-35 ini diperoleh dari akun Twitter resmi milik Angkatan Udara Turki pada Selasa lalu (28/8/2018). Pada hari yang sama, Menteri Pertahanan AS James Mattis, menyatakan bahwa kesepakatan pembelian S-400 ini telah membahayakan pengiriman jet F-35 ke Turki.
Upacara peluncuran untuk dua unit F-35 pertama yang dibeli oleh Turki diadakan pada bulan Juni, tetapi jet tempur tetap disimpan di Amerika Serikat sampai pelatihan pilot Turki selesai Juni mendatang.
Kongres telah membuat langkah-langkah yang pada akhirnya dapat memblokir transfer, melalui Otorisasi Pertahanan Nasional (NDAA) pada bulan Agustus. NDAA berisi klausul yang menghentikan transfer F-35 hingga Pentagon menghasilkan laporan tentang dampak penghapusan Turki dari rantai produksi F-35. Sekitar 10 perusahaan Turki saat ini memproduksi komponen yang digunakan dalam pembuatan F-35.
Salah satu faktor di balik undang-undang adalah pembelian sistem pertahanan rudal Rusia oleh Turki, yang dikatakan NATO mengancam interoperabilitas pertahanan aliansi dan dapat mengakibatkan data rahasia jatuh ke tangan Rusia.
“Jelas, Turki membawa sistem anti-pesawat, anti-rudal Rusia ke negara-negara NATO – kami tidak dapat mengintegrasikannya. Ya, itu menyangkut kami dan kami tidak merekomendasikan itu,” kata Mattis kepada wartawan pada konferensi pers hari Selasa (28/8). (Althaf/arrahmah.com)