SOLO (Arrahmah.com) – Dengan gencarnya berita miring dimedia TV maupun cetak sekuler tentang penyebab dan pemicu Bentrokan antara Preman Kafir yang dibantu warga binaan Iwan Walet VERSUS Aliansi Pemuda Islam Solo yang dibantu warga Muslim Gandekan di Gandekan Jebres Solo Jum’at siang 5/5/2012 kemarin yang menyebutkan dan memberitakan bahwa kelompok Islam-lah yang pertama kali memicu terjadinya bentrokan, akhirnya membuat Kapolresta Surakarta Kombes Pol. Asjima’in angkat bicara.
Menurut Asjima’in, polisi memang sengaja membiarkan kelompok massa ormas unjuk kekuatan di Solo agar tidak terjadi bentrokan yang lebih besar di Gandekan Jebres Solo.
“Jadi bukan sweeping namun show of force. Dan akan jatuh korban lebih banyak lagi apabila mereka dicegah”, Jelas Kombes Pol Asjima’in dalam keterangannya Jum’at (5/5/2012) malam kemarin.
Meskipun polisi sengaja membiarkan, tapi fihak kepolisian sudah berkoordinasi dan kondultasi dengan pimpinan ormas islam, pejabat terkait dan tokoh-tokoh agama seperti Ketua MUI Solo. Dan didalam koordinasi tersebut juga telah menghasilkan kesepakatan bahwa ormas islam tidak akan anarkis.
“Dalam pertimbangan kami dan sepakat untuk memperbolehkan kelompok massa itu melakukan show of force merupakan pilihan terbaik”, Katanya.
Saat kesepakatan dengan ormas islam tercapai, polisi kemudian menyuruh dan meminta agar warga Gandekan untuk tetap tinggal dirumah saja dan tidak bergerombol diluar rumah. Akan tetapi masih ada saja warga binaan Iwan Walet dan para preman kafir yang keluar rumah kemudian melempari kelompok massa ormas islam yang melakukan show of force yang saat itu juga membawa berbagai macam senjata baik senjata tajam maupun senjata tumpul.
“Saat itu polisi kemudian menyuruh semua warga Gandekan agar masuk rumah dan tidak bergerombol. Namun, menurut dia masih saja ada warga yang memancing emosi kelompok tersebut dengan cara melempari”, Ungkapnya.
Waktu bentrok terjadi, jatuh 2 korban dari warga binaan Iwan walet 1 orang dan Preman Kafir 1 orang. Sedangkan dari kelompok ormas islam tidak ada yang jatuh korban.
Dengan pernyataan tersebut, Kapolresta menyangkal pihaknya kecolongan dan melakukan pembiaran kepada kelompok ormas islam, sebab prosedur sudah dilakukan bertahap dan tertata.
Sempat bentrok dua hari berturut-turut Kamis dan Jum’at, suasana Gandekan berangsur normal kembali. Wali Kota Joko Widodo turun ke lokasi dan meminta masyarakat dan ormas untuk berdamai. Tadi pagi, Jokowi juga memimpin sendiri pembongkaran portal yang dilakukan warga untuk mencegah orang asing masuk ke kampung. (bilal/FAI/arrahmah.com)