DAMASKUS (Arrahmah.id) — Kelompok perlawanan Suriah Hamas pada Ahad (13/8/2023) mengumumkan niatnya untuk membuka kembali kantornya di Damaskus, meskipun presiden Suriah Bashar al-Assad sempat menuduh mereka sebagai pengkhianatan dan munafik.
Beberapa media Palestina, termasuk Al Quds Al Araby (14/8/2023), mengutip Musa Abu Marzouk, wakil ketua Biro Politik Hamas, mengatakan bahwa kantor mereka akan dibuka di Damaskus “dalam waktu dekat”, menambahkan “akan ada perwakilan disana”.
Hamas menutup kantornya di Damaskus pada tahun 2012 menyusul penumpasan brutal rezim Assad terhadap protes damai Suriah dan menewaskan ratusan warga Palestina dalam penembakan rezim tanpa pandang bulu di kamp pengungsi Yarmouk.
Hamas, yang menguasai Jalur Gaza yang dikepung Israel, menyatakan simpati terhadap pemberontakan Suriah melawan Assad.
Pemimpin gerakan Khaled Mashaal dan Ismail Haniyeh bahkan terlihat dalam video yang membawa bendera revolusioner Suriah.
Sejak itu, Assad telah berulang kali mengecam Hamas, terakhir selama wawancara 9 Agustus dengan Sky News Arabia, di mana dia menuduhnya sebagai “pengkhianatan dan kemunafikan”.
Dalam wawancara, dia berkata tentang Hamas: “Bagaimana seseorang yang mengklaim ‘perlawanan’ berdiri dengan pendudukan yang dihasilkan dari pendudukan Amerika dan Turki dan agresi Israel di bawah bendera penjajah Prancis?”
Suriah menampung ratusan ribu pengungsi Palestina dan rezim Assad telah membunuh ratusan dari mereka di Yarmouk dan lokasi lain sejak pemberontakan Suriah dimulai pada 2011. Itu juga terus memenjarakan dan menyiksa ratusan lainnya.
Rezim sekarang berhasil mendapatkan kembali kendali atas sebagian besar wilayah yang pernah dipegang oleh pasukan oposisi, dengan dukungan penting dari Iran dan Rusia, yang mempertahankan kehadirannya di Suriah.
Terlepas dari kritik Assad terhadap kelompok itu, dia tidak menutup kemungkinan rekonsiliasi dengan Hamas.
Dia memenuhi kritiknya dengan mengatakan dia hanya berbicara tentang “para pemimpin Hamas” dan bahwa dia “mendukung setiap kelompok Palestina” yang menentang Israel. Tahun lalu, delegasi pejabat Hamas melakukan perjalanan ke Damaskus, di tengah kecaman dari warga Gaza dan oposisi Suriah.
Namun Assad tidak terlalu berkomitmen untuk membuka kembali kantor Hamas di Damaskus dalam wawancara terbarunya, dengan mengatakan “masih terlalu dini untuk membicarakan hal seperti itu … pertempuran di dalam Suriah adalah prioritas kami.” (hanoum/arrahmah.id)