Al-QUDS (Arrahmah.com) – Lebih dari empat puluh ribu warga Palestina dari al-Quds dan wilayah Palestina yang diduduki penjajah Zionis sejak tahun 1948, kemarin, menunaikan shalat Jum’at di masjid al-Aqsha, meskipun penjajah Zionis memperketat prosedur keamanan di Kota Tua al-Quds dan sekitarnya, di gerbang-gerbang masjid al-Aqsha, serta menahan kartu identitas para pemuda yang masuk untuk menunaikan shalat di masjid al-Aqsha.
Grand Mufti al-Quds, dalam khutbah Jum’at-nya di masjid al-Aqsha, memperingatkan bahwa serangan terhadap Masjid al-Aqsha, tempat-tempat suci dan pelanggaran kesuciannya, akan menggiring kepada hasil yang tidak diinginkan.
“Waspadai bermain dengan api dan keyakinan; pemilik keyakinan tidak akan diam, dan tidak akan tunduk pada kenyataan,” tegasnya, sebagaimana dilansir Palinfo.com, Sabtu (22/9/2018).
“Tidak ada rahasia bagi semua pihak, bagi Arab dan kaum muslimin, atas pelanggaran, serangan dan agresi yang terjadi di Masjid al-Aqsha, yang dilakukan oleh para pemukim Yahudi dan kelompok-kelompok ekstremis Yahudi dengan dalih palsu dan bohong,” lanjutnya.
Dia menegaskan, Al-Aqsha adalah masjid Islam, keislamannya diputuskan oleh Tuhan semesta di dalam kitab suci-Nya.
“Kami memberitakan kepada semua bahwa Masjid Al-Aqsha adalah bagian dari iman kita dan doktrin setiap Muslim di dunia ini. Kami tidak akan membiarkan gangguan apapun terhadap keyakinan yang kita pegang sampai mati ini,” pesannya.
Dia juga mengingatkan akan serangan pasukan Israel terhadap penjaga dan pelayan Masjid Al-Aqsha, para pegawai dan mereka yang bersiaga di dalamnya.
Terakhir, dia menyerukan kepada persatuan di antara anak bangsa Palestina dan umat Islam.
(ameera/arrahmah.com)