NEW YORK (Arrahmah.id) — Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memberi isyarat jelas di hadapan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa konflik di Timur Tengah masih jauh dari kata selesai.
Dilansir Al Jazeera (27/9/2024), ia bersumpah akan terus memerangi kelompok Syiah Lebanon Hizbullah dan mengalahkan kelompok perlawanan Palestina Hamas Palestina hingga mencapai “kemenangan total.”
Tak lama setelah pidato Netanyahu, serangkaian ledakan mengguncang ibu kota Lebanon, Beirut. Militer Israel mengonfirmasi serangan tersebut menyasar markas besar Hizbullah.
Netanyahu kemudian memperpendek kunjungannya ke New York dan kembali ke Israel lebih awal, bahkan pada hari Sabat, hari suci Yahudi, sebuah langkah yang jarang dilakukan oleh pemimpin Israel.
“Israel memiliki hak penuh untuk menghilangkan ancaman ini dan mengembalikan warga kami ke rumah dengan selamat,” tegas Netanyahu dikutip dari Associated Press. Kalimat ini mendapat tepuk tangan para pendukungnya di Majelis Umum PBB.
“Kami akan terus melemahkan Hizbullah hingga semua tujuan kami tercapai,” tambahnya.
Namun, tidak semua delegasi PBB memberikan dukungan. Saat Netanyahu memasuki aula, suara sorakan terdengar, dan sejumlah delegasi memilih angkat kaki dari ruangan tersebut.
Pidato Netanyahu terjadi di tengah upaya mediasi internasional untuk meredakan ketegangan yang semakin meningkat di Lebanon. Serangan intensif militer Israel selama sepekan terakhir telah menyebabkan ratusan korban jiwa di Lebanon dan meningkatkan kekhawatiran akan pecahnya perang besar-besaran.
Pada Rabu malam, Amerika Serikat, Prancis, dan beberapa sekutu menyerukan gencatan senjata selama 21 hari untuk membuka ruang negosiasi. Israel menyatakan pada hari Kamis bahwa diskusi sedang berlangsung, namun Hizbullah belum merespons secara resmi tawaran gencatan senjata tersebut.
Hizbullah mulai menyerang Israel sehari setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, sebagai bentuk solidaritas. Sejak itu, bentrokan terjadi hampir setiap hari.
Intensitas serangan meningkat setelah insiden meledaknya ribuan pager, perangkat komunikasi Hizbullah, yang diyakini merupakan ulah Israel. Pertempuran ini telah memaksa puluhan ribu warga dari kedua belah pihak untuk mengungsi dari wilayah perbatasan. (hanoum/arrahmah.id)