KIEV (Arrahmah.id) — Pembantaian warga Ukraina di Bucha telah menyita perhatian dunia. Banyak negara mengecam peristiwa itu dan menuntut agar dilakukan penyelidikan independen meskipun Rusia membantah dan menyebut kejadian itu sebagai rekayasa.
Tak memperdulikan bantahan Rusia, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengecam pembunuhan terhadap warga sipil di Bucha, Ukraina, dan menyebutnya sebagai kejahatan perang besar.
“Saya yakin Anda telah melihat foto-foto dari Bucha, tepat di luar Kiev: mayat-mayat ditinggalkan di jalan-jalan saat pasukan Rusia mundur, beberapa ditembak di bagian belakang kepala dengan tangan diikat ke belakang,” kata Biden di sebuah konferensi pers saat acara serikat pekerja seperti dilansir AFP (7/4/2022).
“Warga sipil dieksekusi dengan darah dingin, mayat dibuang ke kuburan massal, rasa kebrutalan dan ketidakmanusiawian yang tersisa untuk dilihat seluruh dunia, tanpa penyesalan,” kata Biden.
Menambahkan pernyataan AS, Turki menyerukan dilaksanakannya penyelidikan independen terkait pembunuhan warga sipil di Bucha, Ukraina.
“Gambar-gambar pembantaian, yang telah dipublikasikan di media massa dari berbagai daerah (di Ukraina), termasuk Bucha dan Irpin dekat Kiev, sangat mengerikan dan menyedihkan bagi kemanusiaan,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Turki dalam sebuah pernyataan pada Rabu (6/4), dikutip laman Al Arabiya.
Hal serupa disampaikan India dalam pertemuan Dewan Keamanan pada hari Selasa (5/4). Menurut India, laporan dan gambar yang menunjukkan kematian warga sipil di kota Bucha Ukraina itu “sangat mengganggu”. Akan tetapi, tanpa mengutuk pembunuhan tersebut, dia menyebut keadaan itu harus diverifikasi dan tuduhan apa pun harus didasarkan pada fakta.
“Laporan terbaru tentang pembunuhan warga sipil di Bucha sangat mengganggu. Kami dengan tegas mengutuk pembunuhan ini dan mendukung seruan untuk penyelidikan independen,” kata perwakilan tetap India untuk PBB T.S. Tirumurti.
Negara-negara Barat sepakat menuduh Rusia sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam peristiwa pembunuhan massal di kota Bucha, wilayah Kiev. Barat bahkan mempersiapkan sanksi baru untuk Rusia setelah gambar mayat di jalan-jalan Bucha tersebar pada Ahad (3/4).
Ukraina mengklaim telah menemukan 410 mayat di kota-kota dekat Kiev. Wali Kota Bucha, Anatoliy Fedorouk, menyebut di antara korban tersebut ada 300 warga telah dibunuh oleh pasukan Rusia, ketika pejuang Chechnya menguasai daerah itu. (hanoum/arrahmah.id)