SANA’A (Arrahmah.com) – Pesawat tempur koalisi pimpinan Saudi telah menyerang milisi Syi’ah Houtsi di Yaman dalam serangan terbaru, dua hari setelah Saudi mengumumkan berakhirnya kampanye udara yang telah berlangsung selama satu bulan.
Posisi Houtsi yang menjadi sasaran serangan udara adalah di kota Ibb dan Taiz juga di Aden dan Dalea di wilayah selatan.
Bentrokan antara milisi Syi’ah Houtsi dan pasukan yang setia kepada Mansour Hadi juga masih terus berlanjut di Aden.
Pada Selasa (21/4/2015), Saudi mengumumkan berakhirnya kampanye udara dan mengklaim telah mencapai tujuannya di Yaman, namun aksi militer akan terus dilakukan sesuai kebutuhan.
Koalisi pimpinan Saudi menetapkan untuk mengembalikan Mansour Hadi dan pemerintahannya dan berupaya menghentikan kemajuan Houtsi di selatan dan barat Yaman.
Namun, Hadi hingga saat ini masih tetap berada di Riyadh, ibukota Saudi dan milisi Houtsi serta sekutunya, unit militer yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah saleh, masih menguasai sebagian besar wilayah Yaman termasuk ibukota Sana’a, ujar laporan BBC pada Kamis (23/4).
Semalam, pesawat tempur koalisi menyerang posisi milisi Houtsi dekat ibukota dan kota Taiz di mana Houtsi merebut markas brigade lapis baja yang setia kepada Hadi.
Pada Kamis pagi, serangan dilaporkan terjadi di dalam dan sekitar Aden. Target termasuk sebuah tank yang digunakan oleh milisi Syi’ah Houtsi di kota pelabuhan Aden.
Dua perguruan tinggi yang digunakan sebagai basis militer oleh milisi Syi’ah di pinggiran kota Ibb dan di kota Yarim juga menjadi sasaran pemboman, sementara pangkalan militer dipukul di al-Kafr.
Menurut laporan Al Jazeera, puluhan anggota Houtsi tewas atau terluka dalam serangan udara di Dalea.
Pada Rabu malam, delapan militan Syi’ah Houtsi tewas dan lima terluka di Dalea dalam pertempuran di Aden, ujar warga kepada kantor berita Reuters.
PBB mengatakan sedikitnya 1.080 orang tewas dan 4.350 terluka dalam serangan udara, pertempuran di darat dan serangan oleh Mujahidin Al Qaeda di Yaman sejak 19 Maret. Lebih dari 150.000 orang menjadi pengungsi. (haninmazaya/arrahmah.com)