GAZA (Arrahmah.id) — Jurnalis Palestina Bisan Atef Owda memenangkan penghargaan Emmy Awards untuk Outstanding Hard News Feature: Short Form atas proyeknya yang sedang berlangsung, “It’s Bisan From Gaza and I’m Still Alive.” Kemenangan tersebut terjadi 5 hari setelah kampanye untuk membatalkan nominasinya di Penghargaan Emmy Awarads untuk Berita dan Dokumenter 2024 ditolak oleh Akademi Televisi (NATAS).
Dilansir Wafa Agency (24/9/2024), [royek ini mendokumentasikan kehidupan sehari-hari Owda di Gaza di tengah serangan brutal Israel yang telah menghancurkan wilayah tersebut sejak serangan kelompok perlawanan Palestina Hamas pada 7 Oktober tahun lalu. Dia sebelumnya memenangkan Peabody Award untuk “It’s Bisan From Gaza and I’m Still Alive” awal tahun ini.
Di News & Documentary Emmys, Owda dinominasikan bersama outlet media AJ+. Namun segera setelah diumumkan, pencalonannya menuai kemarahan dari Komunitas Kreatif untuk Perdamaian, organisasi nirlaba Yahudi. Kelompok zionis ini menuduh Owda sebagai anggota Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP), sebuah organisasi teroris yang ditetapkan oleh Amerika Serikat.
Sebagai bukti, CCFP mengutip pidato-pidato yang konon ia sampaikan pada rapat umum PFLP, dan acara-acara yang ia selenggarakan untuk menghormati warga Palestina yang terluka atau terbunuh dalam konfrontasi kekerasan dengan tentara Israel. PFLP juga merujuknya sebagai anggota Persatuan Pemuda Progresif organisasi tersebut pada 2018.
Lima hari yang lalu, Akademi Seni & Sains Televisi Nasional mengatakan mereka tidak akan membatalkan pencalonannya, dengan menyatakan bahwa semua hubungan yang terdokumentasi antara dia dan PFLP terjadi “antara enam dan sembilan tahun yang lalu,” ketika Owda masih remaja.
NATAS menambahkan bahwa mereka “tidak dapat menguatkan” laporan mengenai hubungan lain, dan bahwa mereka tidak dapat “sampai saat ini, untuk memunculkan bukti keterlibatan yang lebih kontemporer atau aktif oleh Owda dengan organisasi PFLP.”
“Konten yang dikirimkan untuk pertimbangan penghargaan konsisten dengan peraturan kompetisi dan kebijakan NATAS. Oleh karena itu, NATAS hingga saat ini tidak menemukan alasan untuk membatalkan penilaian editorial jurnalis independen yang mengulas materi tersebut,” kata kelompok tersebut.
Owda adalah seorang aktivis dan pembuat film yang paling dikenal melalui Instagram (4,7 juta pengikut) dan TikTok (191.500 pengikut), tempat dia mendokumentasikan pengalamannya selama serangan Israel yang sedang berlangsung di Gaza.
Serangan brutal Israel, yang dituding sebagai genosida, telah menewaskan lebih dari 41.500 warga Palestina hingga Kamis 26 September 2024, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak. (hanoum/arrahmah.id)