KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) – Menteri ekonomi Malaysia mengatakan pada Sabtu (26/1/2019) bahwa negaranya akan membatalkan proyek East Coast Rail Link (ECRL) senilai $ 20 miliar dengan kontraktor China Communications Construction Co Ltd (CCCC), lansir Reuters.
Mohamed Azmin Ali mengatakan di hadapan konferensi pers bahwa biaya proyek itu terlalu besar, sementara juga memberikan jaminan bahwa Malaysia, negara yang selama ini dikenal lantang untuk membela Muslim yang teraniaya seperti halnya Turki, masih akan menerima investasi dari Cina, negara yang jelas-jelas melakukan intimidasi terhadap Muslim Uighur di Xinjiang, berdasarkan kasus per kasus.
“Kabinet telah membuat keputusan ini karena biaya untuk mengembangkan ECRL terlalu besar dan kami tidak memiliki kapasitas finansial,” kata Azmin.
Pemerintah masih menentukan berapa yang harus dibayar CCCC untuk biaya pembatalan proyek, katanya. Bunga atas proyek itu sendiri mencapai setengah miliar ringgit ($ 120 juta) per tahun.
Cina, negara yang memproklamirkan diri Komunis, ternyata juga mempelajari teknik-teknik Kapitalis. Perusahaan-perusahaannya terlibat dalam berbagai investasi komersial dan strategis di Asia dan sekitarnya. Faktanya Amerikalah yang memperkenalkan Cina ke Malaysia di bawah pemerintahan Najib Razak, ketika Amerika memainkan masih perjuangan yang rumit dengan bekas kekuatan kolonial Eropa.
Sementara itu, Inggris pun terus memiliki pengaruh di Malaysia, dan Mahathir adalah sosok yang jelas-jelas didukung Inggris, sehingga sementara dia bekerja untuk mengurangi pengaruh Cina, dia berniat memperkuat kontrol Inggris.
Seperti dilansir Business Recorder pekan lalu, menurut Kemenlu Malaysia, Mahathir akan melakukan kunjungan kerja ke Inggris.
Dalam sebuah pernyataan, kementerian mengatakan Mahathir dijadwalkan untuk menyampaikan pidato di Universitas Oxford pada 18 Januari dan bertemu dengan sekretaris jenderal Persemakmuran pada hari yang sama.
“Di antara masalah yang akan dibahas selama pertemuan mereka adalah perdagangan dan investasi intra-Persemakmuran, tata pemerintahan yang baik dan pencegahan serta penanggulangan ekstremisme.
“Kunjungan Perdana Menteri ini bertujuan untuk melanjutkan hubungan baik yang telah lama terjalin antara Malaysia dan Inggris. Kunjungan ini juga diharapkan untuk memperkuat ikatan persahabatan dan kerja sama antara kedua negara,” tambah pernyataan tersebut.
Ini akan menjadi kunjungan kerja kedua ke negara itu oleh Mahathir sejak menjabat pada Mei tahun lalu. (Althaf/arrahmah.com)