KAIRO (Arrahmah.com) – Pengadilan Mesir telah memvonis mait 75 orang, termasuk para pemimpin senior Ikhwanul Muslimin, atas aksi protes tahun 2013 di Kairo yang berakhir dengan pembunuhan ratusan pemrotes. lansir Al Jazeera.
Pemimpin senior IM Essam el-Erian dan Mohamed Beltagi dijatuhi hukuman mati, sementara Mohamed Badie, pemimpin spiritual Ikhwanul Muslimin, dijatuhi hukuman seumur hidup.
Jurnalis foto terkemuka Mahmoud Abu Zeid, juga dikenal sebagai Shawkan, dijatuhi hukuman lima tahun. Dia ditangkap pada Agustus 2013 saat meliput pembunuhan di Kairo.
Pengacara untuk Shawkan mengatakan dia akan keluar dalam “beberapa hari”.
Selain Badie, 46 orang dijatuhi hukuman seumur hidup, sementara 612 terdakwa lainnya menerima hukuman penjara mulai dari lima hingga 15 tahun setelah pengadilan massal di Kairo.
Mereka yang dijatuhi hukuman pada Sabtu (8/9/2018) dituduh melakukan pelanggaran terkait keamanan, termasuk hasutan untuk melakukan kekerasan dan mengatur protes ilegal.
“Fakta bahwa tidak seorang pun perwira polisi telah dibawa untuk bertanggung jawab atas pembunuhan sedikitnya 900 orang dalam protes Rabaa dan Nahda menunjukkan bahwa Mesir melecehkan proses peradilan ini,” kata Nadia Bounaim, direktur Amnesti Internasional Afrika Utara, dalam pernyataan.
Pada tanggal 14 Agustus 2013, polisi membubarkan aksi protes massa di Alun-alun Rabaa al-Adawiya di Kairo. Pasukan keamanan menewaskan lebih dari 800 orang dalam hitungan jam, dalam apa yang disimpulkan Human Rights Watch (HRW) “kemungkinan besar adalah kejahatan terhadap kemanusiaan”.
Pasukan pemerintah bergerak dengan kendaraan lapis baja, buldoser, dan ratusan personil pasukan keamanan.
Menurut HRW, sekitar 85.000 pemrotes bergabung dengan aksi duduk yang diperpanjang selama lebih dari 45 hari.
Protes itu dilakukan oleh pendukung Mohamed Morsi, presiden terpilih pertama Mesir dan pemimpin Ikhwanul Muslimin, yang digulingkan oleh militer beberapa minggu sebelumnya.
Ribuan orang ditangkap pada hari pembantaian dan beberapa bulan berikutnya. (Althaf/arrahmah.com)