RIYADH (Arrahmah.id) — Mesir menolak pengerahan pasukannya di Jalur Gaza, menurut dua sumber tingkat tinggi.
“Mesir menolak masuknya pasukan Mesir ke Jalur Gaza,” ungkap laporan saluran berita Al-Qahera yang berafiliasi dengan negara Mesir, seperti dikutip oleh Anadolu Agency (1/7/2024).
“Menata situasi di Gaza setelah operasi militer Israel yang sedang berlangsung adalah masalah Palestina,” papar sumber itu.
Sumber itu dilaporkan mengatakan Kairo memberi tahu semua pihak bahwa pembebasan tawanan Israel dan penghentian serangan militer Israel “harus diwujudkan melalui gencatan senjata permanen dan kesepakatan pertukaran sandera.”
Israel memperkirakan sekitar 120 tawanan Israel ditahan kelompok Perlawanan Palestina Hamas di daerah kantong yang terkepung itu.
Hamas bersikeras pada gencatan senjata permanen sebagai syarat untuk setiap kesepakatan pertukaran sandera yang potensial, yang ditentang pemerintah Israel.
Sumber Mesir lainnya mengatakan Kairo menolak pengawasan Israel di perlintasan Rafah, demikian dilaporkan Anadolu.
“Mesir bersikeras agar tentara Israel ditarik sepenuhnya dari sisi Palestina di perlintasan itu,” ungkap sumber itu.
Saluran berita Al-Qahera, mengutip sumber keamanan, juga membantah laporan Mesir telah setuju merelokasi perlintasan Rafah dan membangun terminal baru di dekat perlintasan Kerem Shalom.
Bulan lalu Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi menyerukan agar Israel “menarik diri dari kota Rafah,” dan agar kondisi diciptakan “yang kondusif bagi pemulangan segera warga Palestina yang mengungsi,” yang terpaksa meninggalkan rumah mereka di Gaza karena perang. (hanoum/arrahmah.id)