KAIRO (Arrahmah.com) – Mesir seharusnya tidak meminjam uang dari Dana Moneter Internasional (IMF) untuk memperkuat kas negara, partai Salafi An-Nur mengatakan pada hari Rabu (22/8/2012).
Younis Makhyoun, seorang anggota dewan di An-Nur, mengatakan bahwa meminjam uang ke IMF adalah riba. “Allah tidak akan pernah memberkahi ekonomi yang berbasiskan riba,” tambahnya, dikutip Egypt Independent.
Terkait ini, Makhyoun menyeru Perdana Menteri (PM) Hisham Qandil untuk mencari jalan lain dalam mendapatkan dana bukannya mengizinkan pihak asing mencampuri urusan dalam negeri Mesir.
Justru pemerintah, saran Makhyoun, seharusnya mengurangi pengeluaran, menerapkan kebijakan penghematan, menetapkan upah maksimum, menerapkan aturan berdasarkan Syariah Islam untuk spekulasi bursa saham dan melakukan repatriasi dana (penempatan kembali devisa ke dalam negeri ).
Bulan ini Mesir dan Bank Dunia menandatangani dana sebesar 200 juta USD untuk proyek yang bertujuan menciptakan 250.000 lapangan kerja. Mereka menyepakati pinjaman pada akhir Juni itu sebagai tahap kedua dari kesepakatan 300 juta USD yang dimulai pada 2011.
Pada bulan Mei, pinjaman itu ditolak oleh para anggota parlemen Salafi, yang sekarang sudah tidak berfungsi lagi, yang mengatakan bahwa pinjaman itu bertentangan dengan Syariah Islam karena memiliki suku bunga yang termasuk riba. (siraaj/arrahmah.com)