KAIRO (Arrahmah.id) – Mesir memimpin upaya mediasi untuk meredakan ketegangan setelah serangan brutal “Israel” di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki pada Rabu pagi (5/4/2023).
Serangan brutal itu menyebabkan ratusan orang terluka dan ditangkap, pasukan “Israel” mematahkan tulang para jemaah dengan popor senapan dan pentungan, lansir Al-Araby Al-Jadeed.
Serangan itu ditanggapi dengan sembilan roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza, lalu pasukan “Israel” membalas dengan membom dan menembaki kantong Palestina yang terkepung itu.
Di tengah kekhawatiran eskalasi bersenjata yang serius, Kairo, yang mengecam serangan Al-Aqsa, telah memimpin mediasi antara faksi Palestina di Gaza dan “Israel” sejak tengah malam.
Intelijen Mesir membuka jalur komunikasi dengan para pemimpin dari Hamas, kelompok yang menguasai Gaza, dan Jihad Islam, kelompok bersenjata besar lainnya di daerah kantong, untuk mencegah konfrontasi bersenjata yang luas.
Sumber Mesir mengatakan para pemimpin faksi menegaskan kesiapan mereka untuk tidak melakukan perlawanan kecuali pelanggaran dan serangan di Al-Aqsa dihentikan.
Kairo juga telah menghubungi pejabat senior keamanan “Israel” dalam upaya untuk mengakhiri tindakan penghasutan “Israel” di Yerusalem dan kompleks suci tersebut.
Orang-orang Mesir juga telah menghubungi pejabat AS yang terlibat dalam menindaklanjuti implementasi kesepakatan baru-baru ini yang dicapai pada pertemuan puncak di Sharm El-Sheikh. Pertemuan lima arah itu dihadiri oleh Otoritas Palestina, “Israel”, Mesir, Yordania, dan Amerika Serikat.
Amerika telah diminta menekan “Israel” untuk mencegah mereka melancarkan lebih banyak serangan terhadap jemaah di Al-Aqsa dan mempertahankan kebijakan keamanan “low-profile” selama Ramadhan, bulan yang sering mengalami eskalasi besar.
Sumber Mesir juga mengatakan bahwa kepemimpinan Jihad Islam dengan tegas menolak untuk melakukan eskalasi atau menembakkan roket, menekankan bahwa janji yang dibuat dari satu pihak tanpa “Israel” tidak akan berguna.
Sirene peringatan terdengar di daerah “Israel” yang dekat dengan Gaza setelah roket diluncurkan menyusul serangan Al-Aqsa.
Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina dan Komite Perlawanan Rakyat, kelompok-kelompok Palestina yang lebih kecil, mengatakan mereka berada di balik roket tersebut.
Eskalasi di Al-Aqsa dan di Gaza menimbulkan kekhawatiran akan terulangnya Mei 2021, ketika keadaan serupa menyebabkan kampanye pemboman mematikan “Israel” selama 11 hari di daerah kantong yang menewaskan lebih dari 250 rakyat Palestina. (zarahamala/arrahmah.id)