MESIR (Arrahmah.com) – Mesir kembali menutup perbatasannya dengan Jalur Gaza yang terkepung pada Senin (4/7/2016) malam setelah membukanya hanya lima hari untuk mengizinkan sejumlah orang dengan kasus kemanusiaan menyebrang.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri di Jalur Gaza Iyad Al-Bizm mengatakan kepada Ma’an bahwa pemerintah Mesir telah menghentikan masuknya orang yang mencoba untuk meninggalkan wilayah Palestina yang diblokade melalui perbatasan Rafah, namun tetap mengizinkan orang-orang memasuki Gaza.
Pejabat Palestina mengatakan bahwa 3.099 orang meninggalkan Gaza selama lima hari dibukanya perbatasan Rafah, termasuk 546 pemegang paspor Mesir.
Al-Bizm mengatakan bahwa krisis kemanusiaan memburuk di Gaza, dan meminta Mesir untuk memperpanjang pembukaan penyeberangan.
Blokade militer “Israel” di Jalur Gaza mendekati hampir satu dekade. Sekitar 1,8 juta warga Gaza terus berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka di tengah segala kendala parah.
Sementara perbatasan Mesir tetap menjadi jalan hidup utama bagi warga Gaza ke dunia luar, pemerintah Mesir telah perlahan-lahan mempersulit gerakan melewati perbatasan sejak presiden yang dipilih secara demokratis Muhammad Mursi digulingkan oleh tentara Mesir pada tahun 2013.
Baru-baru ini, pemerintah Mesir membuka penyeberangan Rafah selama empat hari selama minggu pertama Juni menjelang bulan suci Ramadhan, selama itu lebih dari 3.000 orang meninggalkan Jalur Gaza.
(banan/arrahmah.com)