MESIR (Arrahmah.com) – Mesir memblokir panggilan melalui aplikasi media sosial termasuk FaceTime, Viber, Skype, Facebook Messenger dan Whatsapp pada bulan April, lapor Nextgov.
Pada Palm Sunday, sekitar 40 orang terbunuh saat serangan bom kembar mengguncang dua gereja di Mesir, sejak saat itu Presiden Abdel Fattah As-Sisi telah menerapkan keadaan darurat tiga bulan dimana dia berusaha melakukan tindakan keras terhadap media sosial sebagai perpanjangan dari Kebijakan untuk mengendalikan oposisi.
Di bawah undang-undang darurat, pihak berwenang Mesir dapat memantau komunikasi pribadi tanpa pengawasan yudisial. Pada awal April seorang pengacara dari Alexandria dijatuhi hukuman sepuluh tahun penjara dan diberi larangan lima tahun untuk menggunakan internet karena posting-nya di Facebook dianggap menghina presiden.
Pada akhir bulan April, jaringan 3G dan telepon seluler ditutup berjam-jam di Semenanjung Sinai setelah sebuah serangan diluncurkan di Biara St. Catherine.
Otoritas Regulasi Telekomunikasi Nasional membantah telah mengganggu layanan: “Tidak ada kebenaran tentang desas-desus yang beredar.”
Mesir kerap menghalangi aktivitas internet. Tahun lalu Mesir memblokir aplikasi yang dienkripsi Sinyal; Selama pemberontakan tahun 2011 Mubarak terkenal kerap mematikan internet sehingga aktivis tidak bisa menggunakan Twitter dan Facebook untuk melaporkan demonstrasi dan mengatur titik pertemuan.
Seperti yang dilaporkan oleh Nextgov juga ada insentif ekonomi untuk memblokir seruan pada jaringan media sosial – operator telepon lokal kehilangan pendapatan karena panggilan gratis tersebut.
Mesir dikenal memiliki salah satu kecepatan internet paling lambat di seluruh dunia. (banan/arrahmah.com)