KAIRO (Arrahmah.com) – Mesir telah kehilangan 35 dokter dalam dua minggu, menurut data yang diterbitkan oleh serikat medis di negara itu.
Kemarin, organisasi tersebut mengumumkan bahwa dokter kulit Dr Wasfi Shahdi Pham Ghabbour meninggal dalam isolasi di Rumah Sakit Sadr Al-Abbasiya setelah tertular virus tersebut.
Kurang dari satu jam yang lalu halaman Facebook-nya mengumumkan kematian Dokter Anak Dr Rania Fouad Al-Sayed yang meninggal karena virus corona, lansir MEMO (19/5/2021).
Pada 4 Mei serikat pekerja mengumumkan bahwa jumlah kematian resmi di antara dokter Mesir akibat virus corona telah mencapai 500 dalam berita yang tersebar di media sosial.
Rasio dokter dari total kematian nasional di Mesir enam kali lebih tinggi daripada di AS.
Dilaporkan secara luas bahwa jumlah sebenarnya orang yang meninggal akibat virus corona di Mesir kemungkinan besar jauh lebih tinggi daripada yang telah dilaporkan.
Dokter dan staf medis lainnya telah ditangkap karena melaporkan kasus ke Kementerian Kesehatan dan beberapa bahkan telah dipenjarakan.
Serikat dokter Mesir telah meminta pihak berwenang untuk merilis angka sebenarnya sehingga keluarga mereka dapat menerima kompensasi finansial yang memadai.
Sejak awal pandemi, para dokter telah mencoba untuk menyuarakan tentang kurangnya APD yang memadai dan masalah kronis dengan rumah sakit dan peralatan yang ketinggalan zaman.
Dalam salah satu contoh kasus yang terekspos ke publik yang paling mengerikan sejak dimulainya pandemi, pada bulan Januari seluruh pasien bangsal ICU meninggal setelah gagal memberikan pasokan oksigen.
Tidak ada oksigen yang cukup untuk menyelamatkan nyawa pasien.
Menanggapi video insiden yang menjadi viral, menteri kesehatan Mesir terpaksa mengakui bahwa ada masalah oksigen di rumah sakit negara tersebut. (haninmazaya/arrahmah.com)