GAZA (Arrahmah.com) – Relawan asal Indonesia di Gaza, Palestina, yang masuk melalui Rafah, diminta segera meninggalkan Gaza. Permintaan tersebut disampaikan melalui nota diplomatik yang dikirimkan Kementerian Luar Negeri Mesir dan diterima Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kairo, Mesir.
Sunaryo Adhiatmoko, Koordinator Tim Kemanusiaan Dompet Dhuafa (DD) yang kini berada di Gaza menyatakan, mereka dihubungi Sekretaris II KBRI Danang Waskita dan disampaikan perihal permintaan dari Mesir tersebut. Mereka disarankan segera meninggalkan Gaza sebelum 5 Februari mendatang.
”Tidak ada alasan yang jelas mengapa para relawan diminta keluar dari Gaza. Kemungkinan terkait dengan perkembangan situasi di Gaza yang mulai memanas lagi,” kata Sunaryo melalui telepon dari Gaza City, Minggu (1/2).
Disebutkan Sunaryo, menurut informasi yang dia peroleh, saat ini ada 15 warga Indonesia di Gaza yang masuk melalui Rafah, baik sebagai relawan maupun reporter media. Seluruhnya sudah diinformasikan tentang perkembangan terbaru dari Mesir tersebut.
Menyusul permintaan kepada para relawan untuk segera meninggalkan Gaza, pemerintah Mesir rencananya akan menutup pintu perbatasan yang ada di Rafah pada 5 Februari. Seterusnya pintu masuk ke Gaza yang akan dibuka melalui perbatasan Israel dan Mesir, yakni lewat Karem Abu Shalom dan El Auga.
Sebanyak Rp 1,5 miliar dana sudah disalurkan, baik secara tunai maupun penyediaan dana untuk pembangunan pabrik roti. Sementara sisa bantuan yang belum disalurkan sebanyak Rp 1 miliar lagi, masih dalam pembahasan di DD Jakarta, akan dialokasikan dalam bentuk apa.
”Seluruh bantuan yang direncanakan sebanyak Rp 2,5 miliar Insya Allah akan disalurkan bagi warga Gaza, masalah waktu saja,” kata Sunaryo. (Hanin Mazaya/detiknews)
keterangan gambar : para relawan dari MER-C sedang melaksanakan tugasnya di salah satu Rumah Sakit di Gaza