MESIR (Arrahmah.com) – Pihak berwenang Mesir pada Kamis (4/5/2017) memutuskan untuk membuka perbatasan Rafah, dalam satu arah, dengan Jalur Gaza selama tiga hari berturut-turut pekan ini.
Otoritas Mesir menginformasikan kepada Otoritas Palestina (PA) bahwa Mesir akan membuka penyeberangan Rafah pada hari Sabtu, Ahad dan Senin pekan ini (6-8 Mei) untuk mengizinkan orang-orang yang terjebak di Mesir untuk kembali ke Gaza, lansir Ma’an News Agency.
Pejabat Mesir mengatakan bahwa perintah tersebut diajukan atas permintaan Presiden Palestina Mahmoud Abbas kepada Presiden Mesir Abd Al-Fattah As-Sisi.
Mesir telah menguatkan blokade militer “Israel” di Jalur Gaza sejak penggulingan mantan Presiden Muhammad Mursi pada tahun 2013 dan berkuasanya As-Sisi di Mesir.
Sementara perbatasan Mesir tetap menjadi jalur utama bagi warga Gaza ke dunia luar, pihak berwenang Mesir telah secara perlahan menutup gerakan melalui perbatasan sejak Mursi digulingkan oleh tentara Mesir.
Karena hambatan pada gerakan warga Palestina melewati persimpangan, banyak warga Gaza biasanya dilarang meninggalkan atau memasuki daerah Gaza yang terkepung, kadang hingga berbulan-bulan, karena persimpangan hanya dibuka secara berkala oleh pihak berwenang Mesir, membuat warga Palestina terjebak di kedua sisi persimpangan selama penutupan
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, pada tahun 2016, persimpangan sebagian dibuka hanya 44 hari. Pada 2015, persimpangan hanya dibuka selama 21 hari.
Blokade “Israel” selama satu dasawarsa telah membuat dua juta warga Palestina Jalur Gaza menderita dan turut menempati tingkat pengangguran tertinggi di dunia.
Infrastruktur Gaza belum pulih dari kehancuran tiga serangan “Israel” selama enam tahun terakhir. Pembangunan yang lamban dan kadang stagnan dari daerah kantong pantai yang terkepung terus diperparah oleh blokade tersebut, yang menyebabkan PBB memperingatkan bahwa Gaza bisa menjadi wilayah yang “tidak dapat dihuni” pada tahun 2020. (banan/arrahmah.com)