RAFAH (Arrahmah.com) – Perbatasan antara Gaza dan Mesir, jalur lintasan yang dilalui Israel, telah dibuka selama tiga hari untuk menyalurkan para pelajar dan orang-orang yang sakit.
Lintasan Rafah dibuka sekitar jam 9 pagi waktu setempat (jam 07.00 GMT) hari Minggu (22/2) dan diperkirakan hanya akan dibuka selama tiga hari, ujar Adel Zurub, pejabat perbatasan Hamas.
“Selama penderitaan berkepanjangan, untuk pertama kalinya ada suasana yang sangat menggembirakan bagi orang-orang yang diperbolehkan melewati perbatasan,” tutur Todd Bear, salah satu reporter Al Jazeera.
Bagaimanapun, tidak semua warga Palestina boleh masuk ke Mesir.
“Kami diberi tahu oleh pejabat setempat, sekitar 200 orang sangat perlu dibawa ke Mesir untuk mendapatkan perawatan medis daripada dibiarkan tetap di Gaza,” tambahnya.
Sebagian besar kota Rafah sudah ditutup sejak Juni 2006, ketika para mujahidin menangkap salah seorang tentara Israel dalam pertempuran mematikan di perbatasan itu.
Di bawah perjanjian tahun 2005, setelah Israel menarik mundur penduduk dan pasukannya dari Gaza, Rafah ada di bawah regulasi Mesir dan Palestina, dengan pengawasan dan kamera Uni Eropa yang mengizinkan Israel memonitornya langsung.
Hamas meraih kekuatan di Gaza Juni 2007 setelah bentrok dengan musuhnya, kelompok sekular Fatah yang dipimpin Mahmoud Abbas, yang saat ini menjabat presiden Palestina.
Sejak itu, Israel mengetatkan penjagaannya di wilayah Palestina, yang di dalamnya terdapat 1,4 juta penduduk yang hidup dengan bergantung bantuan asing. (Althaf/arrahmah)