KAIRO (Arrahmah.com) – Militer Mesir telah memulai pengiriman senjata ke perbatasan untuk para penentang Muammar Gaddafi dengan pengetahuan Washington, para petinggi AS dan oposisi Libya mengatakan, dikutip Wall Street Journal pada Kamis (17/3/2011).
Pengiriman, yang sebagian besar didominasi senjata kecil seperti senapan serbu dan amunisi, dikonfirmasi sebagai kasus pertama pemerintah luar Libya yang mempersenjatai para pejuang penentang Gaddafi.
Gedung Putih enggan mendukung panggilan dari para pemimpin di Kongres untuk mempersenjatai pemberontak Libya secara langsung, dengan alasan bahwa AS harus sepenuhnya menilai siapa pejuang yang akan mereka persenjatai dan apa kebijakan mereka akan mampu memberikan solusi tuntas jika mereka berhasil menumbangkan Gaddafi. pejabat AS percaya oposisi mencakup beberapa elemen Islam. Mereka takut bahwa kelompok-kelompok Islam yang bermusuhan dengan AS bisa mencoba untuk membajak oposisi dan mengambil senjata yang disediakan.
Transfer senjata dari Mesir dimulai “beberapa hari yang lalu” dan masih terus berlangsung hingga saat ini, menurut seorang pejabat senior Amerika Serikat.
“Tidak ada kebijakan atau pengakuan formal AS dalam hal ini,” kata pejabat senior. Tapi “kami mengtahui semua ini.”
Para pejabat AS juga mencatat bahwa pengiriman tersebut belum mampu mengimbangi kekuatan militer Gaddafi yang didukung oleh tank, artileri, dan pesawat tempur.
“Kami tahu dewan militer Mesir sedang membantu kami, tetapi mereka tidak dapat begitu terlihat,” kata Hani Souflakis, seorang pengusaha Libya di Kairo yang telah bertindak sebagai penghubung pemberontak dengan pemerintah Mesir sejak pemberontakan dimulai.
Pejabat Barat dan para pemimpin pemberontak di Libya menyatakan bahwa AS ingin menghindari dilihat sebagai mengambil peran kepemimpinan dalam setiap aksi militer terhadap Gaddafi setelah invasi mereka ke Irak dan Afganistan memicu kemarahan dan ketidakpercayaan terhadap Washington di seluruh wilayah.
Tetapi Amerika Serikat dinyatakan dengan jelas benar-benar berkepentingan pada lengsernya Gaddafi dari kekuasaan dan telah memberikan sinyalemen akan mendukung pemberontak militer.
Seorang juru bicara pemerintah pemberontak di Benghazi mengatakan pengiriman senjata telah mulai tiba ke pemberontak tetapi menolak untuk memberi tahu dari mana mereka berasal.
Para pejabat AS juga mengatakan bahwa Mesir ingin menjaga rahasia pengiriman. Di depan umum, Mesir telah berusaha untuk bersikap netral terhadap pemberontakan di Libya. Mesir abstain selama pemungutan suara di Liga Arab yang menyerukan agar PBB menerapkan zona larangan terbang bagi Gaddafi. (althaf/arrahmah.com)