MESIR (Arrahmah.com) – Pemerintah Mesir pada Senin (12/1/2015) mengumumkan bahwa mereka telah membatalkan pembukaan persimpangan Rafah yang menghubungkan antara Jalur Gaza dan Sinai, kata para pejabat setermpat, seperti dilansir MEMO.
Direktur penyebrangan Gaza Maher Abu Sabha sebelumnya mengatakan kepada media massa Palestina bahwa Mesir telah memberitahu pihak Palestina di Gaza bahwa perbatasan Rafah akan dibuka selama tiga hari mulai Selasa (13/1).
Dia kemudian mengatakan kepada warga Palestina di Gaza, yang siap untuk melakukan perjalanan, untuk mempersiapkan diri pada Selasa (13/1).
Namun, pada Senin (12/1) pagi ia mengatakan bahwa pemerintah Mesir telah membatalkan rencana untuk membuka penyeberangan itu setelah petugas keamanan Mesir diculik di kota Sinai Sheikh Zuweid.
“Sayangnya penderitaan puluhan ribu warga Gaza, termasuk pasien, mahasiswa, pemegang visa, akan terus berlanjut,” kata Abu Sabha, yang mengecam penculikan tersebut.
“Israel” telah memberlakukan blokade ketat di Jalur Gaza sejak pertengahan 2007 dan selama blokade ini mereka juga melancarkan tiga serangan besar yang merenggut nyawa ribuan warga sipil Palestina dan melukai puluhan ribu lainnya.
Rumah sakit Gaza sangat menderita kekurangan obat-obatan dan suku cadang sangat dibutuhkan untuk peralatan medis. Selain itu, Jalur Gaza juga sangat menderita kekurangan listrik, yang mengakibatkan pemadaman yang berlangsung 18 jam setiap hari.
Ratusan pasien Gaza sangat membutuhkan perawatan di luar negeri, mahasiswa yang terdaftar di perguruan tinggi luar negeri dan pemegang visa kerja tidak dapat meninggalkan Jalur Gaza karena persimpangan ini ditutup.
(banan/arrahmah.com)