BERLIN (Arrahmah.com) – Kanselir Jerman, Angela Merkel, mengancam pada hari Rabu (20/10/2010) bahwa setiap Muslim harus mematuhi konstitusi, bukan Syariah jika mereka masih tetap ingin tinggal di Jerman, lansir Reuters.
Ancaman ini dikeluarkan Merkel di tengah-tengah perdebatan mengenai integrasi populasi 4 juta Muslim di negara tersebut serta kecemasan mengenai isu penyerangan terhadap sejumlah negara di Eropa yang dipropagandakan sendiri oleh Amerika Serikat dan Inggris.
Berbeda dengan Merkel, para pimpinan moderat termasuk Presiden Jerman Kristen Wulff telah mendesak Jerman untuk menerima keberadaan kaum Muslim dan menjadikan Islam sebagai bagian yang tidak bisa dipisahkan dari Jerman.
Merkel menganggap Wullf terlalu jauh dalam memenuhi tuntutan umat Islam.
“Sekarang jelas kami juga memiliki Muslim di Jerman. Tapi juga penting agar Islam mampu menyesuaikan dengan konstitusi kami,” kata Merkel.
“Apa yang berlaku di sini adalah konstitusi, bukan syariah,” lanjutnya.
Oleh sebab itu, penting pula bagi Merkel untuk menyediakan para pemuka agama Islam yang dididik di Jerman serta menjadikan Jerman sebagai akar dari kehidupan sosial mereka.
“Kebudayaan kami didasarkan pada nilai-nilai Kristen dan Yahudi dan telah berlangsung selama ratusan tahun.”
Munculnya ketakutan terhadap Islam sejumlah kalangan di Jerman diperparah dengan munculnya buku yang dibuat oleh salah satu bankir Jerman keturunan Yahudi, Thilo Sarrazin, yang menyatakan bahwa Muslim menghambat kesejahteraan masyarakat Jerman, berpendidikan rendah, serta tidak bisa mengintegrasikan diri dengan nilai-nilai Jerman. (althaf/arrahmah.com)