SURIAH (Arrahmah.com) – Para pemimpin Jerman dan Perancis menyerukan untuk segera mengakhiri serangan di Idlib, Suriah barat laut, dalam panggilan telepon dengan presiden Rusia, kata Steffen Seibert, juru bicara pemerintah Jerman, pada Kamis (20/2/2020),
Kanselir Angela Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, setelah pertemuan mereka di Brussels, melakukan panggilan telepon bersama dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan membahas perkembangan terbaru di Idlib
“Mereka menyerukan untuk segera mengakhiri operasi tempur dan memberikan akses kemanusiaan tanpa hambatan,” kata Seibert.
Ia menambahkan, warga sipil di Idlib menghadapi situasi bencana kemanusiaan.
“Mereka juga menyatakan kesiapan mereka untuk bertemu dengan Presiden Putin dan Presiden Turki Erdogan untuk menemukan solusi dari krisis politik ini,” lanjutnya.
Idlib berada dalam zona de-eskalasi yang diatur dalam kesepakatan antara Turki dan Rusia pada akhir 2018. Namun, rezim Suriah dan sekutu-sekutunya, secara konsisten telah melanggar ketentuan gencatan senjata, dan sering meluncurkan serangan di wilayah yang dilarang tegas melakukan agresi.
Zona de-eskalasi tersebut saat ini menjadi rumah bagi sekitar 4 juta warga sipil, termasuk ratusan ribu pengungsi dalam beberapa tahun terakhir.
Sekitar 1 juta pengungsi Idlib telah bergerak menuju perbatasan Turki yang terdekat dalam beberapa bulan terakhir, melarikan diri dari serangan yang dilancarkan oleh rezim Assad dan sekutunya, dan menghasilkan situasi kemanusiaan yang putus asa.
Turki menyerukan untuk segera menghentikan serangan terhadap Idlib, dan agar segera dilakukan gencatan senjata, dan mengancam jika serangan tidak berhenti, Turki akan bertindak.
(ameera/arrahmah.com)