AFGHANISTAN (Arrahmah.com) – Taliban (Imarah Islam Afghanistan-red) telah mengecam keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menunda pembicaraan yang sedang berlangsung dengan kelompok itu untuk mengakhiri perang 18 tahun di Afghanistan sebagai langkah “anti-perdamaian”.
“Sekarang Presiden AS Trump telah mengumumkan penangguhan negosiasi. Ini tidak akan merugikan orang lain kecuali Amerika sendiri,” kata Taliban dalam sebuah pernyataan pada Ahad (8/9/2019) seperti dilansir Al Jazeera.
Dalam serangkaian tweet pada Sabtu (7/9), Trump mengatakan ia membatalkan pertemuan rahasia yang dijadwalkan akan diadakan pada Ahad (8/9) dengan perwakilan Taliban dan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani di Camp David di Maryland, AS.
Serangan Taliban di Kabul pekan lalu di mana 12 orang termasuk seorang prajurit Amerika telah tewas sebagai alasannya, Trump juga membatalkan negosiasi AS-Taliban yang sedang berlangsung di Qatar selama hampir setahun.
Taliban mengatakan pembatalan pembicaraan akan “menyebabkan lebih banyak kerugian bagi AS, merusak kredibilitasnya, dan menunjukkan sikap anti-perdamaian dengan cara yang lebih jelas”.
“Perjuangan kami selama 18 tahun terakhi akan berlanjut sampai pendudukan asing berakhir dan rakyat Afghanistan diberi kesempatan untuk hidup dengan pilihan mereka sendiri,” kata pernyataan itu.
Taliban mengatakan tim perunding AS “senang dengan kemajuan yang dicapai sejauh ini” di Doha dan pembicaraan diadakan dalam suasana yang baik.
“Kami melakukan diskusi yang bermanfaat dengan tim perunding AS dan perjanjian itu selesai,” kata pernyataan itu.
“Delegasi Amerika senang dari hasil pembicaraan sampai kemarin [Sabtu]. Kedua pihak sedang mempersiapkan pengumuman dan penandatanganan perjanjian.”
Menyusul pengumuman Trump, kantor presiden Afghanistan mengatakan bahwa “perdamaian nyata” hanya akan mungkin terjadi jika Taliban berhenti melancarkan serangan dan mengadakan pembicaraan langsung dengan pemerintah.
Seperti diketahui, selama ini Imarah Islam Afghanistan menolak untuk terlibat dengan pemerintah Afghanistan, menyebutnya sebagai rezim boneka bentukan Barat yang tidak memiliki kekuatan nyata.
Pembicaraan damai mati untuk saat ini
AS juga telah memanggil utusan khusus untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad, ke Washington untuk menentukan jalan ke depan, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan kepada jaringan AS pada Ahad (8/9).
Ditanya oleh Fox News apakah pembicaraan Afghanistan sudah mati, Pompeo berkata, “Untuk saat ini mereka sedang mati.”
Sebagai pebisnis dan presiden, Trump telah menggunakan taktik seperti itu berkali-kali di masa lalu, yaitu menjauh dari negosiasi dengan harapan mendapatkan posisi negosiasi yang lebih baik atau lebih kuat.
Menurut reporter Al Jazeera, Trump mungkin berharap Taliban akan memutuskan bahwa mereka membutuhkan kesepakatan damai lebih dari AS. (haninmazaya/arrahmah.com)