JAKARTA (Arrahmah.com) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan membahas maraknya perayaan Idul Ghadir oleh gerombolan Syiah. Lantaran banyak pihak merasa khawatir dengan maraknya perayaan oleh kelompok yang mengaku Islam ini.
“Kita akan membahasnya, jadi belum bisa sekarang,” jelas Ketua Umum MUI KH. Ma’ruf Amin, Kamis (8/10/2015) pagi, lansir Hidayatullah.com
“Insya Allah akan dimusyawarahkan, nanti hasilnya akan kita sampaikan,” sambungnya.
Terkait, Wakil Sekretaris Jenderal MUI Dr.Tengku Zulkarnain, MA Zulkarnain menyimpulkan bahwa Idul Ghodir adalah buatan Syiah untuk mengatakan shahabat Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasalam selain Abu Dzar, Miqdad, dan Salman al Parsi adalah manusia-manusia yang pengkhianat semuanya.
“Umat Islam Indonesia itu adalah Islam yang berfaham Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) maka wajib menolak perayaan Ghodir Khum yang jelas-jelas menghina Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasalam sebagai manusia yang gagal dan menghina para sahabat beliau yang setia,” tegasnya.
Lebih lanjut lagi, Tengku mengingatkan bahwa Sayyidina Abu Bakar as-Siddiq dan Sayyidina Umar bin Khathab adalah mertua Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasalam. Sedangkan Sayyidina Ustman bin Affan adalah menantu Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasalam. Sayyidina Muawiyah adalah adik ipar Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasalam. Dan Sayyidina Zubeir adalah paman Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasalam.
“Serta shahabat yang lainnya awwalin dari Muhajirin dan Anshor adalah manusia yang dijamin sebagai radhiyallau anhum dan telah dijanjikan utk mendapatkan surga dalam al-Quran surat at-Taubah ayat 100. Menghina sahabat sama saja dengan menafikan ayat al-Quran. Dan menafikan ayat al-Quran bisa jatuhnya menjadi murtad,” tandas Tengku.
Sebelumnya Hidayatullah.com mewartakan, sekitar seribuan orang menghadiri perayaan Idul Ghadir yang di selenggarakan Pinpinan Wilayah (PW) Ikatan Jamaah Ahlul Bait (IJABI) Jawa Barat di halaman sekolah Muththahari yang berlokasi di Jalan Kampus Kiaracondong Kota Bandung, Ahad (4/10) lalu.
Dalam sambutannya Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Ijabi, Syamsuddin Baharuddin menyebutkan dalam memperingati hari hari penting Syiah biasanya di gelar di ruangan tertututup, namun kali ini ia sengaja menggelar di ruang terbuka.
Plus kedatangan ekstrimis Syiah asal Australia, M. Tawhidi yang dengan leluasa mendatangi Indonesia. Hal ini dinilai berbahaya dan ditakutkan akan menjadi basis ekspansi ideologi Syiah di Indonesia. Musibah, Innalillahi wainna ilaihi roji’un.
(azm/arrahmah.com)