WASHINGTON (Arrahmah.com) – Pengamat pemerintahan AS mengatakan bahwa Washington telah memotong bantuan dana untuk program pelatihan polisi di Irak karena polisi boneka Irak dirasa sudah kurang berpartisipasi.
Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Irak (SIGIR) mengeluarkan laporan pada hari Senin (30/7/2012), yang mengatakan bahwa Departemen Luar Negeri AS “secara bijaksana mengurangi Program Pembangunan Polisi (PDP), yang ruang lingkup dan ukurannya sedang menghadapi kelemahan dukungan,” AFP melaporkan.
Laporan itu menambahkan bahwa diplomat AS telah menyia-nyiakan lebih dari 200 juta USD dari uang pembayar pajak AS pada program tersebut, yang Baghdad katakan tidak dibutuhkan juga tidak inginkan. Laporan itu juga mencatat bahwa pada Mei 2012, seorang deputi menteri dalam negeri senior Irak, Adnan al-Assadi, upaya pelatihannya dicap sebagai sia-sia.
“Ia juga menunjukkan bahwa polisi Irak telah menyatakan pendapat mereka bahwa pelatihan yang diterima sampai saat ini tidak bermanfaat,” kata SIGIR.
Pengawas itu juga mengatakan bahwa masalah keamanan di Irak telah memberi kontribusi pada kekurangan program.
“Seiring dengan ketidaktertarikan Irak, masalah keamanan juga mempengaruhi program ini. Kantor Keamanan Regional kedutaan dianggap tidak aman bagi para penasehat untuk melakukan perjalanan ke fasilitas-fasilitas yang dikontrol oleh Irak di Baghdad,” laporan itu menyimpulkan.
PDP disebut-sebut sebagai salah satu proyek terbesar AS untuk Irak, lima tahun dirancang untuk mengalihkan mandat kepada pasukan polisi boneka Irak untuk melanjutkan misi AS setelah pasukan salib meninggalkan negara itu.
Pada pertengahan Juli, SIGIR mempublikasikan laporan lain yang berjudul Laporan Audit Forensik Akhir Pendanaan Rekonstruksi Irak yang mengatakan bahwa sebanyak 51 juta milyar USD yang diterima Kongres AS untuk Irak telah menjadi sia-sia.
Sementara “jumlah tepat kerugian atas penipuan dan kesia-siaan, tidak pernah dapat diketahui,” laporan itu menambahkan. (siraaj/arrahmah.com)